Mohon tunggu...
Inovasi

Dua Dekade Reformasi dan Tantangan Perhutanan Sosial

14 Mei 2018   17:46 Diperbarui: 14 Mei 2018   18:08 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak sosialnya adalah meningkatnya pengangguran dalam lingkungan petani hutan, sehingga masyarakat memilih bekerja di kota. Faktor lain adalah minimnya pendidikan, ketrampilan dan pengetahuan petani hutan menyebabkan produktivitas lahan hutan menurun. Sebabnya tidak ada perbaikan atau perubahan pengelolaan hutan yang disesuaikan IPTEK dan kebutuhan pasar.

Munculnya gangguan sosial yang menimbulkan kerusakan hutan karena berbagai masalah perhutanan sosial. Kabutapen Gunung Kidul yang memiliki kurang lebih dua puluh kelompok tani HKm merasakan pencurian hutan. Pencurian kayu dilakukan secara individu ataupun kelompok kecil diluar HKm miliknya. Beberapa narasumber kami ketahui memiliki alasan mencuri kayu adalah karena perizinan penebangan hutan yang ditetapakan KPH terlalu rumit. Petani hutan merasa memiliki hak penuh dalam penanaman, perawatan, tetapi ketika memanen kenapa susah.

Pertanyaan utamanya adalah jika pengelolaan perhutanan sosial tidak meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat sekitar hutan, justru menimbulkan berbagai permasalahan kerusakan hutan. Bagaimana kelanjutan perhutanan sosial yang katanya ingin meningkatkan kehidupan rakyat, mengurangi tingkat deforestasi agar tidak cepat dan peraturan hutan yang dianggap terlalu ketat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun