Di era modern ini, paradigma pendidikan mengalami perubahan signifikan. Dulu, hukuman fisik dianggap sebagai metode yang sah untuk mendisiplinkan peserta didik. Namun, dengan semakin meningkatnya pemahaman tentang hak anak dan dampak negatif dari kekerasan, masyarakat kini cenderung menolak pendekatan tersebut. Hal ini terutama dipengaruhi oleh adanya Undang-Undang Perlindungan Anak yang memberikan perlindungan hukum bagi anak-anak.
Hukuman fisik tidak hanya berpotensi melukai secara fisik, tetapi juga dapat menyebabkan dampak psikologis jangka panjang. Anak-anak yang mengalami kekerasan cenderung memiliki masalah dalam perkembangan emosional dan sosial. Mereka mungkin merasa takut, rendah diri, atau bahkan marah. Oleh karena itu, penting untuk mencari metode disiplin yang lebih konstruktif dan mendidik.
Salah satu pendekatan yang lebih sesuai adalah dengan melakukan refleksi terhadap kesalahan yang dibuat oleh peserta didik. Ketika seorang anak melakukan kesalahan, alih-alih memberikan hukuman fisik, guru dapat memanggil anak tersebut dan mengajak mereka berdiskusi tentang kesalahannya. Pendekatan ini tidak hanya membuat anak lebih memahami kesalahannya, tetapi juga memberikan kesempatan untuk merefleksikan tindakan mereka.
Jika kesalahan yang sama terus diulang, melibatkan orang tua menjadi langkah penting. Guru dapat memberi tahu orang tua tentang perilaku anak dan bersama-sama mencari solusi. Kolaborasi antara guru dan orang tua sangat penting untuk memastikan bahwa anak mendapatkan dukungan yang konsisten baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam hal ini di mana masalah perilaku anak belum teratasi, membawa peserta didik ke psikolog bisa menjadi langkah yang tepat. Psikolog dapat membantu anak memahami akar permasalahan dan memberikan strategi untuk mengatasi perilaku negatif. Dukungan profesional ini sangat penting, terutama dalam membentuk karakter yang baik dan sehat pada anak.
Pendidikan karakter harus menjadi fokus utama dalam proses pendidikan. Dengan memberikan pendidikan yang menekankan nilai-nilai moral, empati, dan tanggung jawab, kita dapat membantu anak-anak belajar cara berperilaku dengan baik tanpa perlu menghukum mereka secara fisik. Pendidikan karakter yang baik akan membentuk individu yang lebih baik di masa depan.
Secara keseluruhan, pendekatan dalam mendidik peserta didik harus bertransformasi sejalan dengan perkembangan zaman. Menghindari hukuman fisik dan beralih ke metode yang lebih mendidik dan reflektif akan memberikan dampak positif bagi perkembangan anak. Dengan kolaborasi antara guru, orang tua, dan profesional, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan produktif bagi peserta didik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI