"The greatest problem in communication is the illusion that it has been accomplished"
(Daniel W. Davenport)
Apakah kamu pernah membayangkan bagaimana keuntungan memiliki kemampuan mendeteksi  kebohongan? Atau sebaliknya, apakah kamu tidak pernah berbohong sekalipun dalam hidup?
Jika tidak, congrats! kamu sangat langka. Karena menurut perkiraan para ilmuwan, rata -- rata manusia berbohong sekitar 200 kali sehari. Meski berbohong itu tidak dibenarkan, terkadang dalam beberapa hal tindakan ini bisa membuat orang lain tidak tersinggung, menghindari konflik, dan justu bisa menyelamatkan diri sendiri dari sesuatu.Â
Tapi sebaliknya, jika terlibat dalam suatu aktivitas atau hal besar yang mengharuskan kita memiliki akses informasi akurat, tentu saja kebenaran adalah hal yang essensial. Sehingga bisa dibayangkan betapa berbedanya hidup jika kita bisa mengetahui apakah seseorang berbohong atau mengatakan yang sebenarnya.Â
Ini adalah keterampilan yang sangat berguna untuk dimiliki dalam hidup, terutama karena penipuan adalah hal yang biasa terjadi di mana pun kita berada. Baik itu saat menginterview karyawan baru, berinvestasi dalam kepentingan keuangan, berbicara dengan anak yang diduga mengkonsumsi obat terlarang, menghadapi pasangan yang diduga berselingkuh, atau bahkan ketika hendak berpacaran dengan seseorang yang baru (seperti contoh yang dijelaskan dalam buku). Tentu kemampuan ini bisa menjangkau keputusan yang dampaknya bahkan dapat mengubah hidup.
Untuk mengungkap keseruan ini, sekelompok mantan anggota  CIA yakni Philip Houston (author), Michael Floyd (author) dan Susan Carnicero (author) menyusun sebuah buku bersama Don Tennant (writer) yang terbit pada tahun 2012 berjudul Spy the Lie. Mereka adalah orang -- orang berpengalaman, selama bertahun-tahun mereka mengumpulkan dan mengembangkan metode untuk mendeteksi penipuan pada orang lain dan sekarang kita semua dapat memetik manfaat dari penelitian dan pengalaman pribadi mereka dalam buku ini.
Terdapat beberapa point kunci yang bisa diadaptasi. Pertama, penting untuk memahami bahwa ada beberapa hambatan berat yang menghalangi berhasil mendeteksi penipuan; (1) keyanikan bahwa orang lain tidak akan membohongimu, (2) ketergantungan terhadap mitos perilaku, (3) kompleksitas dalam berkomunikasi seperti penafsiran bahasa dan cara orang lain berkomunikasi, (4) manajemen bias (prasangka untuk mendukung atau menentang suatu hal) yang tidak bisa dihindarkan, serta (5) pengaruh penilaian global yang tidak bisa membuat kita menebak -- nebak dan menyerap semua kebenaran dari orang lain.
Lalu, bagaimana cara mengetahui jika seseorang itu berbohong?
 Beberapa hal penting yang perlu dipahami bahwa sebagian besar dari kita melihat perilaku secara keseluruhan dan mengambil keputusan berdasarkan data yang diterima. Akan tetapi disini penulis mengusulkan untuk fokus pada isyarat dan sinyal penipuan yang menonjol dan spesifik.Â