Mohon tunggu...
Shinta Cahya Utami
Shinta Cahya Utami Mohon Tunggu... -

, suka menulis walaupun masih amatiran :D

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Momok Kanker Payudara

6 Januari 2014   11:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Baru-baru ini dunia dikejutkan dengan keputusan aktris dan aktivis Angelna Jolie, untuk mengangkat kedua payudaranya. Hal ini dilakukan sehubungan dengan gen kanker payudara yang dimilikinya yang juga telah merenggut nyawa ibu dan bibinya. Meski keputusan yang sangat sulit,namun Jolie merasa senang telah meakukannya “Kemungkinan saya terkena kanker payudara menurun 87% menjadi kurang dari 5%. Saya bisa mengatakan kepada anak-anak saya, bahwa mereka tidak perlu takut akan kehilangan ibunya karena kanker payudara”.

Melihat dari kisah Angelina Jolie tersebut kanker payuudara tampaknya sangat ekstrim. Padahal sejatinya memiliki payudara merupakan anugerah terindah bagi seorang wanita dimana dia bisa memberikan kehidupan bagi generasi selanjutnya. Namun sayangnya sampai saat ini kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak didunia sekaligus penyebab kematian tertinggi. Di Indonesia, kanker payudara menduduki ranking kedua setelah kanker serviks, dimana terdapat 126 kasus per 100.000 populasi. Celakanya ,usia penderita kanker payudara semakin muda. Jika dulu rata-rata usia penderita kanker payudara diatas usia 50 tahun,maka kini sudah banyak penderita kanker yang baru berusia 30 tahun.

Kanker payudara terjadi akibat mutasi gen yang mengatur pertumbuhan sel. Mutasi meyebabkan sel tumbuh tak terkendali. Seiring dengan waktu, kanker dapat menyebar kejaringan payudara yang sehat ke kelenjar getah bening atau kebagian tubuh lainnya. Gejala yang dirasakan penderita kanker payudara dapat bervariasi,mulai dari pembengkakan sampai perubahan pada kulit payudara. Bahkan banyak diantaranya yang tidak menimbulkan gejala sama sekali, terutama pada stadium awal. Benjolan mungkin sangat kecil sehingga tidak teraba atau tidak disadari. Beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai antara lain pembengkakan sebagian atau seluruh payudara, iritasi atau cekungan kulit, nyeri payudara atau ketiak yang tidak dipengaruhi siklus menstruasi, nyeri dan kemerahan pada puting atau puting melesak kedalam, puting atau kulit payudara tampak kemerahan,bersisik atau menebal,kulit payudara tampak seperti kulit jeruk,keluar cairan selain susu,kadang bercampur darah,benjolan didaerah ketiak.

Perlu diketahui setiap penderita kanker memiliki kondisi yang berbeda sehingga terapi antara penderita satu berbeda dengan penderita lain. Penderita kanker payudara tidak hanya membutuhkan pertolongan medis,tetapi juga pertolongan psikis. Pasien yang bisa bertahan kebnayakan adalah mereka yang mampu mengelola stresnya dan mendapat dukungan yang besar dari seluruh keluarga. Untuk menghindari terjadinya kanker payudara ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Diantaranya adalah

=>Hindari onsumsi alkohol karena jenis minuman ini merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mencetuskan terjadinya kanker payudara.

=>Lakukan olahraga secara teratur setidaknya 30 menit berjalan aerobik atau aktivitas lain. Lakukan hal ini secara konsisten dengan durasi tetap setidaknya lima hari dalam seminggu.

=>Batasi konsumsi lemak,terutama lemak jenuh misalnya yang terkandung dalam daging,mentega atau produk olahan susu. Sebaliknya tingkatkan konsumsi asam lemak tidak jenuh misalnya ikan salmon,tuna,sardin.

=>Konsumsi buah dan sayuran sebanyak mungkin. Sayuran yang diketahui mampu mencegah kanker payudara adalah brokoli,kubis,kembang kol,buncis,tomat dan wortel. Disarankan ,mengonsumsi sayuran dalam bentuk mentah atau sedikit dipanaskan dan tentu saja sudah dicuci dan dibersihkan. Perhatikan pula proses memasak,karena memasak dengan suhu tinggi dalam waktu yang lama dapat merusak dtruktur nutrisi dalam sayuran.

=>Batasi pula konsumsi makanan dengan kadar gula tinggi,misalnya makanan atau minuman manis.

=>Tingkatkan konsumsi makanan yang bersala dari kedelai,misalnya tahu tempe susu kedelai.

=>Hindari penggunaan obat yang mengandung estrogen,kecuali di bawah pengawasan dokter yang memang memahami masalah ini

=>Sebaiknya memiliki anak sebelum usia 30 tahun

=>Lakukan pemeriksaan payudara secara teratur. Konsultasi dengan dokter sebaiknya dilakukan satu kali dalam setahun.

Dari berbagai hal diatas yang perlu dilakukan untuk mencegah kanker payudara tentu saja yang paling penting dan mutlak dilakukan adalah memberikan ASI pada buah hati karena ibu yang menyusui anaknya memiliki risiko mengalami kanker payudara lebih rendah dibandingkan ibu yang tidak menyusui. Karena bukankah sudah dikatakan diatas bahwa sejatinya memiliki payudara merupakan anugerah terindah bagi seorang wanita dimana dia bisa memberikan kehidupan bagi generasi selanjutnya ? So,untuk para ibu yang masih takut-takut menyusui anaknya dengan alasan penampilannya akan rusak ,ubah mindset itu segera.

(sumber : majalah dokter kita /edisi 7/juli 2013)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun