Mohon tunggu...
Shinta Cahya Utami
Shinta Cahya Utami Mohon Tunggu... -

, suka menulis walaupun masih amatiran :D

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teknologi Printer 3D

5 Januari 2014   11:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ide pengembang teknologi memang selalu saja mencengangkan khalayak dengan temuan-temuannya yang baru ,canggih dan bisa dibilang aneh barangkali. Hehe. Sebuah ide terbaru dalam teknologi adalah menciptakan printer 3D yang bisa mencetak barang tanpa harus memesan kepabrik. Tentu saja ini sebuah revolusioner. Bayangkan di masa depan dimana setiap orang bisa memproduksi massal produk fisik hasil kreatif mereka sendiri tanpa batasan. Ini adalah masa depan di mana produktivitas dan kreativitas seseorang bisa maksimal. Sebagai salah satu contoh dari pemanfaatan printer 3D adalah untuk mencetak barang-barang langka. Salah seorang pecinta mobil, Mr McMaster telah melakukannya. Ia dapat menghemat uang dengan mencetak sendiri suku cadang mobil ‘Mustang Coupe’ produk tahun 1966 untuk ibunya. Suku cadang yang aslinya mungkin ada, tapi tentu saja akan sangat mahal karena barang kuno. Di lain tempat misalnya, seorang pria di Moskow memiliki kamera canon dan kamera era-Soviet yang masih memakai lensa Helios. Dia mencetak adaptor sendiri yang memungkinkan dia untuk menghubungkan dua kamera tersebut. Dengan demikian ia menemukan bahwa perangkat keras yang mahal dapat diganti dengan versi buatan sendiri yang lebih murah.

Namun sayangnya printer 3D masih dijual mahal saat ini mengingat temuan ini merupakan temuan teknologi baru yang canggih dan bisa dibilang teknologi masa depan. Salah satunya ya printer 3D ini , salah satunya printer Afinia H-Series yang dibanderol 1,599 dollar AS,kemudian printer 3-D system yang juga dibanderol 1,299 dollar AS. Ada juga seri lain yang dibanderol sekitar 2,799 dollar AS. Bisa kita hitung sendiri jika kurs rupiah 10.000 per dollar , nggak kebayang kan seberapa mahalnya.

(majalah elfata)

Melihat begitu mahalnya harga printer tersebut tentu banyak sekali orang yang mengernyitkan dahinya atau justru ‘say no’ untuk membelinya, tapi bagi kalangan produsen harga itu sebanding dengan kemudahan yang akan diperoleh karena kita bisa memproduksi barang sesuai prototipe kita. Dengan harga yang ‘super murah’ tersebut adakah dari sobat-sobat yang berniat mau beli ?

Bagi pecinta desain tentu adanya printer 3D ini bisa mewujudkan ide-ide mereka. Namun yang jadi pertanyaan adalah bukankah dengan demikian akan lebih menyulitkan kita karena harus mendesain barang apa yang ingin kita cetak ? Apalagi printernya juga super mahal. Namun ternyata pertanyaan ini telah dijawab oleh salah satu situs yang menyediakan jasa printing 3D dan juga menyediakan contoh-contoh desain 3D yang bisa kita olah kembali. Dengan berslogan make buy and sell product, situs ini menyediakan jasa printing 3D. Situs tersebut adalah Shapeways.com. Jadi, bagi yang ingin mencetak hasil karya 3D dengan beaya yang relatif murah bisa memanfaatkan situs ini daripada harus membeli printer super mahal tadi

Kebanyakan printer 3D bekerja dengan gulungan benang plastik yang dipanaskan dengan alat pemercik panas sehingga cairan plastik meleleh membentuk lapisan sampai terwujudnya objek yang telah didesain. Namun dibalik kecanggihannya ternyata printer 3D juga memilik beberapa kelemahan, diantaranya suliitnya pengoperasian printer 3D. Apalagi bagi para pemula yang butuh waktu lama untuk mempelajarinya. Kecuali bagi anda yang maniak teknologi 3D dan pernah menggunakan MS-DOS. Kelemahan berikutnya ialah tidak banyak objek yang dapat kita cetak karena sebagian besar harus membuat gambar 3D terlebih dahulu meskipun memang ada beberapa objek yang bisa kita download di internet. Jika objek belum ada maka mau nggak mau kita harus akrab dengan software desain seperti photoshop dan lainnya. Barang yang kita cetak juga nggak sepenuhnya bermanfaat untuk menunjang pekerjaan kita mengingat kebanyakan adalah mainan anak-anak yang praktis. Satu masalah lagi bahwa semua yang kita cetak adalah plastik dan printer ini tidak dapat membuat sepenuhnya terbentuk gadget lengkap dengan bagian yang bergerak. Jadi mau tidak mau harus mencetak semua komponen satu persatu lalu merakitnya.

Dan satu lagi yang harus kita perhatikan adalah mengenai hak kekayaan intelektual atau hak paten, sudah tentu setiap pabrik memiliki hak paten atas produknya. Jadi kalau kita mencetaknya sendiri dengan memanfaatkan printer 3D,sepertinya kita bisa dituntut oleh pemilik hak paten produk tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun