Kampus Merdeka merupakan suatu program yang dicanangkan oleh Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Pada dasarnya, ini menjadi sebuah tren baru yang akan membiarkan mahasiswa mendapatkan kemerdekaan belajar serta mengeksplor banyak hal di perguruan tinggi. Salah satu program Kampus Merdeka yang Penulis ikuti yaitu Studi Independen di SEAL by AWS.
SEAL by AWS merupakan inisiatif pengembangan bisnis strategis antara Zona Ekonomi Khusus Singhasari dan Amazon Web Services. Inisiatif ini didukung oleh Pemerintah Indonesia yang mana Singhasari SEZ (Special Economic Zone) sebagai SEZ pertama dalam teknologi digital yang didukung oleh AWS, memiliki visi yang sama untuk Indonesia yaitu mempercepat adopsi teknologi digital di berbagai sektor.
Singhasari SEZ-AWS Economic Accelerator Lab (SEAL) adalah bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari - KEK digital pertama di Indonesia yang berlokasi di Jawa Timur, Indonesia. KEK Singhasari, sebagai KEK ke-13 di Indonesia, berfokus pada pariwisata dan teknologi digital. Saat ini SEAL berfokus pada kegiatan seperti pendidikan, animasi, film, komputasi dan perdagangan.
Program Studi Independen Digital Transformation in The Government bertujuan untuk menghasilkan talenta berstandar tinggi yang sesuai dengan standar Industri di bidang transformasi digital pada instansi pemerintah. Proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode online learning & mentoring, dimana peserta harus mengimplementasikan materi yang diperolehnya secara langsung melalui project dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan setiap materinya. Dalam prosesnya, peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok dengan didampingi 1 orang mentor profesional dalam proses pembelajarannya. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain adalah penggalian informasi kepada user, perancangan solusi serta pengembangan solusi berbasis digital dan tentunya akan diberikan beberapa quiz dan tes sesuai materi.
Peserta mengikuti program Studi Independen SEAL by AWS ini dari tanggal 22 Februari - 21 Juli 2022 dan Penulis juga mempelajari banyak hal, di antaranya:
- Digital Transformation,
- Smart City,
- Design Thinking,
- Pemrograman,
- SIM and Enterprise Architecture,
- AWS Cloud Computing (ACF & ACA),
- UI/ UX Design,
- Metodologi Penelitian.
Materi-materi tersebut tentunya digunakan sebagai bekal untuk peserta agar dapat mengimplementasikan nya secara real di Middle Project & Final Project. Peserta dibagi dalam beberapa tim/kota untuk membuat suatu project. Namun, sebelum melanjutkan ke Middle Projecet & Final Project, SEAL mengadakan acara workshop offline di beberapa daerah seperti (Bali, Surabaya, Semarang, Bandung, Jakarta, Malang).
Penulis mengikuti workshop offline di Bali dan Bandung, masing-masing kegiatan tersebut dilaksanakan 2 hari. dalam workshop offline tersebut, penulis mempelajari tentang design thinking dan design sprint sebagai langkah awal untuk menciptakan sebuah ide yang luar biasa guna membantu transformasi digital dalam pemerintahan. Ide-ide ini nantinya dijadikan sebagai bahan pada topik final project (capstone), dan penulis termasuk ke dalam anggota dari tim SIB SEAL Kota Bandung.
Setiap tim akan memikirkan atau membuat suatu ide yang akan dijadikan bahan atau ide untuk final project. Salah satu ide dari kelompok kami yaitu terciptanya Fi-Maps, yaitu sebuah website “Pemetaan Wifi Gratis di Kota Bandung” yang disediakan oleh pemerintah, kami diminta untuk mengembangkan ide tersebut agar dapat menghasilkan sebuah Minimum Viable Product atau yang biasa disebut sebagai MVP.
Dalam perancangan ini, pengembangan sistem dilakukan dengan metode scrum dan juga melakukan pengumpulan data dengan melakukan survey kuisioner, wawancara kepada target user dan studi pustaka terhadap artikel serta literatur lain yang relevan dengan perancangan untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan perancnagan yang kelompok penulis buat dengan menggunakan pendekatan Design Thinking. Pada tahap inilah product backlog dilakukan yaitu melakukan pengumpulan data. Sehingga didapatkan fitur yang secara umum ada untuk pengembangan sistem Fi-Maps.
Setelah membuat product backlog selanjutnya melakukan sprint planning untuk merencanakan tahap-tahap apa yang akan dilaksanakan setelah mendapatkan kesepakatan dari product owner dan development team, selanjutnya adalah tahap sprint backlog untuk mulai melakukan pengerjaan sesuai dengan perencanaan rancangan lalu dilakukannya design interface yang akan digunakan nantinya. Lalu dalam sprint backlog ini juga dilakukan pengembangan sistem dan juga perancangan database, pada tahap ini desain sistem dari tahap perancangan diterjemahkan kedalam bahasa pemrograman yang dimengerti oleh komputer. Setelah tahap tersebut selesai, dilakukan pengujian sistem untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai keinginan.
Hasil pencapaian Fi-Maps ini yaitu terdapatnya wadah untuk mencari informasi yang menampilkan data wifi dan dapat digunakan masyarakat (khususnya di Kota Bandung) dengan membuatnya berbasis website agar memudahkan pengguna dalam mengakses tanpa menginstal aplikasi. Fi-Maps menghadirkan visual yang interaktif dan mudah dipahami serta memiliki data yang dapat memudahkan pengguna untuk mencari tempat wifi gratis yang tersedia sekaligus menampilkan jarak antar pengguna dan titik wifi terdekat.
