Mohon tunggu...
Shinta Avilia
Shinta Avilia Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

Menyukai pendidikan di bidang psikologi dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Malaria, Sebuah Penyakit yang Berakibat Fatal di Seluruh Dunia

2 November 2023   17:07 Diperbarui: 2 November 2023   18:28 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : unusa.ac.id

Anda mungkin sudah akrab dengan penyakit malaria, namun tahukah Anda bahwa malaria adalah salah satu faktor paling utama dalam tingkat kematian global? 

Menurut laporan World Malaria Report 2020 yang disusun oleh Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 229 juta kasus infeksi malaria terjadi pada tahun 2019, sementara jumlah kematian akibat penyakit ini mencapai sekitar 400.000 orang. Sebagian besar orang yang terkena malaria adalah anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Malaria banyak terjadi di wilayah Afrika (sekitar 90% dari kasus yang terjadi) dan kemudian diikuti oleh Asia Tenggara, Amerika Selatan, serta Sub-Sahara Afrika. 

Penyebab Malaria adalah tersebarnya parasit yang disebut plasmodium. Parasit ini diarak oleh nyamuk betina dari spesies Anopheles. Karena itulah, infeksi malaria paling sering terjadi di wilayah tropis dan subtropis, tempat di mana nyamuk Anopheles dapat berkembang biak serta parasit plasmodium. 

Ada empat jenis plasmodium yang merupakan parasit, antara lain plasmodium vivax, plasmodium ovale, malariae plasmodium, dan plasmodium falciparum. Salah satu varietas plasmodium falciparum merupakan yang paling umum ditemukan dan biasanya berkontribusi pada jenis malaria yang parah dan sering berakibat fatal. 

Anopheles adalah jenis nyamuk yang menempatkan telur-telurnya di dalam air, kemudian telur tersebut mengalami transformasi menjadi larva dan berkembang hingga menjadi nyamuk yang sudah dewasa. Ketika dalam proses tersebut, nyamuk betina akan mencari sumber darah sebagai asupan makanan yang dibutuhkannya untuk merawat telur-telurnya. Biasanya, mereka aktif melakukan pencarian makanan dari sore hingga subuh dan dalam prosesnya dapat menularkan parasit plasmodium ke manusia. 

Kehadiran nyamuk tersebut juga bergantung pada kondisi cuaca dan iklim yang sedang terjadi. Umumnya, reproduksi nyamuk paling memuncak terjadi selama dan setelah periode hujan. Di sisi lain, kepadatan penduduk dalam suatu wilayah dapat meningkatkan risiko penyebaran malaria. 

Jika seseorang tergigit oleh nyamuk yang terinfeksi parasit plasmodium, plasmodium akan bereproduksi di hati dan menyebabkan infeksi pada sel darah merah manusia. Malaria dapat menyebar melalui transfusi darah, transplantasi organ, atau penggunaan jarum suntik yang telah digunakan oleh pasien malaria karena parasit penyebabnya menempel pada sel darah merah. Malaria dapat ditularkan kepada janin pada ibu hamil, entah sebelum atau setelah proses kelahiran. Namun, tidak perlu terlalu khawatir karena malaria tidak akan menyebar dari satu orang ke orang lain seperti flu dan tidak dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Malaria tidak dapat menyebar melalui kontak fisik atau sentuhan dengan individu yang terinfeksi atau benda-benda yang mereka gunakan. 

Penting untuk mengenali gejala malaria karena penyakit ini tidak muncul secara langsung setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang membawa parasit. Jika seseorang memiliki tingkat kekebalan tubuh yang tinggi, peluang untuk terjangkit malaria menjadi berkurang. Bagi individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, gejala malaria umumnya muncul dalam rentang waktu 10-15 hari setelah terkena gigitan nyamuk. Pada tahap awal, malaria biasanya menunjukkan tanda-tanda yang mirip dengan flu seperti demam dan rasa sakit di kepala. Itu memang sangat umum terjadi pada penyakit ringan lain, jadi sulit untuk mengenali bahwa itu adalah malaria. Muntah-muntah, diare, serta rasa mual juga kerap terjadi. Apabila tidak diatasi dengan segera, malaria juga dapat mengakibatkan anemia dan ikterus (penyakit kuning) karena kurangnya jumlah sel darah merah dalam tubuh. 

Apabila gejala tersebut tidak segera ditangani dalam waktu 24 jam, kemungkinan besar gejala tersebut akan mengalami perubahan menjadi penyakit yang parah, terutama pada jenis plasmodium falciparum. Jika infeksi parasit yang menyebabkan malaria tidak diobati dengan segera, dapat timbul masalah serius, seperti kegagalan fungsi ginjal, seringnya kejang, gangguan mental, kehilangan kesadaran (koma), dan dalam beberapa kasus bisa berakibat fatal. Sangat disayangkan, sebagian besar daerah yang memiliki tingkat malaria yang tinggi tidak dilengkapi dengan fasilitas kesehatan dan sanitasi yang memadai. Penanganan yang terbatas dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap masalah malaria, masih menjadikan penyakit ini sebagai salah satu penyumbang angka kematian terbesar di seluruh dunia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun