Mohon tunggu...
Shinta Maharani
Shinta Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator

Mahasiswi Program Studi Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ciu Bekonang: Minuman Lokal Legendaris Penuh Kontroversi

11 Maret 2024   13:59 Diperbarui: 11 Maret 2024   14:24 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekonang adalah salah satu desa di Kabupaten Sukoharjo yang terletak di Kecamatan Mojolaban. Kecamatan ini sendiri terdiri dari 6 desa didalamnya. Setiap desanya memiliki sentra industri yang bermacam-macam. Desa Bekonang adalah salah satu contoh daerah yang memiliki sentra industri alkohol besar yang sering dikenal dengan nama "Ciu Bekonang".

Ciu adalah sebutan gampang masyarakat Bekonang kepada alkohol yang satu ini. Dilansir dari Froniyon.com, ciu bekonang menurut catatan pertama kali dibuat pada masa pemerintahan Belanda dengan tujuan untuk membuat orang menjadi sedungu bersorak (sama bodohnya dengan keledai). 

Dengan kata lain, ciu bekonang dibuat sebagai sebuah produk untuk membodohkan masyarakat, khususnya orang keraton Solo. Namun dengan seiring waktu, justru produk ini digunakan masyarakat Sukoharjo sebagai minuman keras khas Sukoharjo yang biasanya disajikan untuk jamuan para tamu dari luar daerah.


Di Desa Bekonang, jumlah produsen ciu bekonang rumahan sekarang sudah mencapai sekitar 300-an lebih. Ada satu yang menarik perhatian saya, sebuah rumah yang sengaja didirikan dengan bentuk yang sangat megah. Bangunan tersebut dibuat dengan mendatangkan arsitek dari luar Jawa. 

Gaya bangunannya hampir mirip dengan Kelenteng (tempat ibadah umat Kong Hu Cu). Warna merah mendominasi bangunan ini dengan hiasan khas China. Di halaman depan terdapat 2 patung besar yang memegang gada. Pada halaman depan terdapat gapura yang dibangun dari kayu jati asli dengan di cat pernis agar mengkilap. Sungguh bangunan yang menakjubkan!

Dibalik rumah besar yang menakjubkan tersebut, ada hal yang membuat saya merasa miris. "Penikmat" atau tamu yang berdatangan untuk membeli miras ini justru adalah anak remaja dibawah usia 17tahun. 

Hal tersebut saya buktikan ketika saya melewati "Tim Sakit", begitulah masyarakat sekitar menyebut rumah megah ini. Mata saya tertuju pada 3 anak laki-laki yang masih mengenakan celana biru navy dengan sepatu dan tas yang masih melekat dibadannya. Walaupun tanpa seragam atasan, saya dapat menebak mereka adalah pelajar SMP yang baru saja pulang sekolah.

Di satu sisi, dengan adanya sentra industri ini dapat menjadikan daerah Bekonang sebagai daerah yang banyak dikenal masyarakat. Selain itu, juga dapat membuka lowongan pekerjaan bagi mereka yang belum bekerja terutama warga sekitar Bekonang. 

Daerah sekitar Bekonang juga mengaku terbantu dengan berdirinya industri ini, karena jika ada event tertentu yang diadakan kumpulan pemuda, mereka boleh mengajukan proposal ke industri ini dan diberi imbalan yang cukup lumayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun