Dunia remaja adalah dunia yang paling indah, menyenangkan dan asyik. Remaja adalah peralihan diantara masa anak-anak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun psikisnya.
Sifat remaja sangatlah labil, dimana para remaja masih mencari jati dirinya. Tidak hanya sifat labil saja, sifat remaja lebih dominan bersifat emosional ialah dimana mereka memutuskan dan merespon sesuatu dengan emosi tanpa memikirkannya. Bagi kalangan remaja maraknuya berita hoax banyak bertebaran dimedia sosial, sedangkan pengguna media sosial sendiri banyak dari kalangan remaja.
maraknya berita hoax terkadang dapat membuat para remaja kecanduan membaca berita hoax, bahkan mereka bisa saja membuat berita hoax yang dikarangnya. hoax juga dapat menjadikan hobby utama ramaja, yang dimana dalam berita tersebut terdapat narasi yang menarik untuk dibaca.Â
Hoax atau fake news bukan sesuatu yang baru. Sebelum zama internet, hoax bahkam lebih berbahaya dari sekarang karena sulit diverivikasi.
Adapun beberapa jenis hox, antara lain yaitu :
- Hoax proper
Hoax adalah berita bohong yang dibuat secara sengaja. Tujuannya untuk menipu orang sekitar dengan berita yang tidak dipertanggung jawabkan sumbernya.
- Berita benar dalam konteks yang menyesatkan
Terkadang membuat berita itu bisa saja diambil dari berita benar yang sudah lama diedarkan dan diterbitkan lagi dengan informasi yang berbeda. Hal ini dapat membuat kesan bahwa berita itu terjadi dan bisa menyebabkan orang disekitar mengecek kembali sumber yang asli.
- Menggunakan judul yang heboh atau menarik
Pada zaman sekarang, bukan hanya orang dewasa saja yang gemar menyebarkan berita hoax, tapi remaja atau kids zaman now sudah kecanduan dengan menyebar berita hoax dengan tujuan yang tak masuk akal. Menyebar berita hoax untuk remaja sangat berbahaya sekali, karena tanpa sepengetahuannya mereka akan mendapatkan konsekuensi yang sangat merugikan buat dirinya maupun pihak yang terlibat.
Seperti yang kita tahu, berita hoax yang menebarkan prasangka dan kebencian yang kebanyakan memanfaatkan aspek emosional para pembacanya. Akibatnya emosi negative seperti kecemasan, kebencian, bahkan kemarahan dalam diri seseorang akan muncul dan orang akan mudah percaya.
Para orang tua diharuskan untuk memantau dan mendidik buah hati mereka agar lebih melek dalam bermedia, menggunakan media dengan benar dan berhati-hati. Mendidik remaja agar melek bermedia berarti membentengi mereka dari bahaya berita hoax atau informasi yang menyesatkan.Â
Sebab, remaja yang sejak dini sudah di didik atau dilatih untuk meler bermedia akan membentuk orang-orang yang bijak dalam mengguanakan media sosial, sehingga mereka tidak gegabah dalam menyebarkan berita hoax atau palsu yang bisa memantik pertikaian masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H