Mohon tunggu...
Shinta Nur Kholila
Shinta Nur Kholila Mohon Tunggu... -

Mahasiswi BIASA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Mudah Marah, Waspadalah!

16 Februari 2017   22:31 Diperbarui: 16 Februari 2017   22:37 6465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sifat pemarah pada anak-anak sering kita anggap hal yang sepele. Sebenarnya pemarah adalah bentuk gangguan emosi.

Sifat pemarah pada anak disinyalir dapat mempengaruhi kesehatannya. Misalnya, mengundang resiko penyakit jantung atau darah tinggi. Begitu pula dengan gangguan emosi negatif seperti rasa sedih dan takut yang berlebihan. Rasa sedih akan membuat turunnya imunitas anak. Sementara rasa takut yang berlebihan, akan membuat anak tidak percaya diri. Selain itu, anak pemarah juga akan mendapat kesulitan dalam kehidupan sosialnya.

Masa anak-anak merupakan masa dimana kita menghabiskan waktu dengan bermain dan bersenang-senang meskipun terkadang tidak selalu bahagia. Anak-anak juga sering mengalami masalah emosi yang dapat mempengaruhi perilaku mereka. Anak mudah marah bisa disebabkan oleh suatu hal yang dapat membuatnya frustasi atau anak dapat meniru perilaku dari kedua orang tuanya.

Penyebab anak mudah marah adalah sebagai berikut :

  • Penyebab anak mudah marah adalah ketika anak sedang meniru perilaku dari kedua orang tuanya. Begitu juga ketika orang tua sedang marah dihadapan buah hatinya, anak akan mudah sekali mengingat bagaimana ketika orang tuanya sedang marah. Perilaku orang tua yang sering kali marah ini, dapat ditiru oleh buah hatinya yang dapat menyebabkan mereka mudah marah atau mengamuk.
  • Ketika keinginan sang buah hati tidak dapat dituruti oleh orang tua, anak akan mudah marah. Menurut mereka marah dan mengamuk merupakan salah satu cara yang efektif agar keinginan mereka bisa dipenuhi oleh orang tuanya. Para orang tua harus bijaksana menanggapi sikap anak yang demikian, hal ini karena jika orang tua selalu menuruti keinginan anak agar dia berhenti menangis dan mengamuk, maka ini akan menjadi sebuah kebiasaan sebagai perwujudan agar keinginannya dituruti oleh orang tuanya.
  • Rasa ingin tahu yang tidak terjawab
     Masa kanak-kanak adalah masa dimana rasa ingin tahu anak berkembang dengan pesat. Bahkan rasa ingin tahu tersebut bisa menjadi penyebab anak sering marah dan mengamuk. Rasa ingin tahu anak tentang segala sesuatu yang tidak di jawab oleh orang tua akan menimbulkan kekecewaan pada diri Anak yang berujung pada kemarahan. Untuk itu para orang tua tidak boleh mengabaikan rasa ingin tahu anak agar anak tidak menjadi pemarah dan sering mengamuk.

Keterampilan dalam mengurangi dampak negative dan mencegah timbulnya gangguan akibat dari emosi negative atau marah yang dialami oleh anak bisa kita lakukan dengan beberapa cara dibawah ini :

  • Mendengarkan dan Observasi

Orang tua diharapkan untuk mengamati penyebab apa yang membuat buah hatinya mudah marah serta mendengarkan mereka tentang apa yang menjadi penyebab anak mudah marah.

  • Role-Model

Manusia bisa mengatur tingkah lakunya agar terpengaruh lingkungan atau tidak terpengaruh lingkungan. Anak termasuk belajar melalui observasi. Anak cenderung meniru 100% apa yang dia lihat. Penyebab anak meniru role-model secara total adalah anak lebih melakukan apa yang dia lihat dari pada apa yang dia dengar, karena perkembangan kognitif pada anak usia dini masih belum sempurna. Maka dari itu, orang tua diharapkan memberikan contoh perilaku yang baik agar anak dapat mencontohnya.

  • Reward dan Punishment

Berikan reward ketika anak melakukan perilaku yang dikehendaki atau pusnishment ketiak anak melakukan hal yang sebaliknya. Pemberian reward atau konsekuensi positif setelah anak melakukan sesuatu yang dikehendaki maka, perilaku anak tersebut cenderung diulang dan jika anak diberi ppunishment atau konsekuensi yang negative terhadap apa yang diperbuatnya, maka perilaku tersebut cenderung ditinggalkan. Namun, perlu diketahui bagi ornag tua bahwa reward dan punishment diberikan menurut jangka waktu dan berseling-seling agar tidak menyebabkan ketergantungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun