Janitor adalah tenaga di perkantoran yang tanggung jawab utamanya adalah menjamin kebersihan gedung di mana ia bekerja. Ada yang menganggap kata 'janitor' itu merendahkan si pekerja. Namun sebenarnya tidak.
Kata itu berasal dari "Janus" yang merupakan dewa Romawi yang mewakili pintu dan koridor. Pada awalnya dalam bahasa Inggris adalah doorkeeper sebelum berkembang menjadi seseorang yang merawat bangunan.
Orang mungkin menganggap janitor untuk orang-orang yang berpendidikan rendah tetapi seharusnya mereka tetap harus memiliki pengetahuan, misalnya tentang bahan-bahan kimia yang dikandung cairan pembersih yang mereka gunakan. Salah-salah bisa berbahaya buat mereka.
Di Jerman dan Swiss ada sekolah khusus sebelum mereka bisa bekerja sebagai janitor. Di Indonesia sendiri persyaratannya tidak terlalu tinggi untuk itu, minimal lulusan SLTP.
Untuk nama pekerjaan itu sendiri, di kantor penulis ada yang disebut janitor, ada pula yang namanya cleaning service. Sampai sekarang penulis tidak tahu bedanya apa. Hanya saja salah satu dari mereka adalah pegawai kantor, sedangkan yang lainnya merupakan outsource. Jangan tanya pula which is which. Hehe.
Tentang pekerjaan janitor dan cleaning service itu penulis juga tidak begitu jelas perbedaannya. Hanya, sepertinya, dengan janitor kita bisa minta tolong mereka untuk melakukan pekerjaan selain membersihkan ruangan. Pekerjaan-pekerjaan seperti mengantarkan barang atau dokumen ke seseorang yang masih berada di kompleks perkantoran yang sama, membelikan makan siang, atau pekerjaan errands lainnya.
Di sini mungkin bedanya antara janitor di Indonesia dan di negara lain yang tidak bisa kita minta untuk membeli makan siang.
Karena kebiasaan itu pula yang membuat kita menjalin hubungan erat dengan para janitor. Meski mereka biasa di-rolling untuk bertanggung-jawab di satu lantai tertentu dalam satu jangka waktu, karena penulis pun sudah lama bekerja di kantor ini, maka bisa dibilang penulis kenal dengan hampir semua janitor di sana.
Hanya saja mungkin penulis lebih dekat dengan para janitor yang wanita karena lebih sering minta tolong kepada mereka. Oh ya, di kantor lain mungkin ada yang kebiasaanya adalah minta tolong pada office boy. Nah, penulis tidak biasa tuh minta tolong pada office boy. Tidak terbiasa saja.
Sedangkan dengan para janitor wanita, saking seringnya minta tolong sampai mereka pun hafal dengan permintaan kita. Misalnya saja penulis karena kondisi kesehatannya jadi tidak bisa mengkonsumsi yang pedas-pedas atau yang asam. Kadang tanpa dibilang pun mereka akan membelikan sesuai keadaan penulis, atau mengingatkan pada saat kita memesan makanan.