Mohon tunggu...
Shinta Harini
Shinta Harini Mohon Tunggu... Penulis - From outside looking in

Pengajar dan penulis materi pengajaran Bahasa Inggris di LIA. A published author under a pseudonym.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Love in The Time of Corona

14 Februari 2022   18:32 Diperbarui: 14 Februari 2022   18:35 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Covid (Sumber: Pixabay)

Untuk yang merasa mengenal judul itu, tentu saja itu plesetan dari novel karya penulis pemenang Nobel, Gabriel Garcia Marquez, Love in the Time of Cholera.

Hanya saja yang versi corona ini bukan novel, bukan cerpen, bahkan bukan merupakan satu karya fiksi. Ceritanya mau menulis yang berhubungan dengan peristiwa hari ini untuk yang merayakannya, Valentine's Day, dan tentu saja kondisi kita sekarang yang masih diselimuti pandemi.

Sudah dua tahun pandemi ada di dunia ini dan kita tampaknya sudah terbiasa. Di masa awal dulu dengan adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) kita semua pasti shocked dengan kenyataan bahwa kita tidak bisa bertemu langsung dengan orang-orang terkasih.

Orang tua tidak bisa bertemu dengan anak cucu. Kakak terpisah dari adiknya. Sahabat tidak lagi bisa berkumpul dan bercengkerama bersama. Para guru tak dapat bertemu muka dengan murid-murid.

Tentu saja dengan teknologi semua itu dapat terjembatani walau rasanya tentu berbeda. Semua ini membuat saya teringat satu lagu yang dirilis sekitar, yah, dua tahun lalu tentang keadaan ini, yaitu April 2020.

Lagu Menjaga Dunia berkisah tentang jaga jarak secara fisik untuk mencegah penyebaran si virus corona. Ditulis oleh Ade Nurlianto, lagu ini merupakan kolaborasi 13 penyanyi yaitu Ryan (d'Masiv), Claudia Emmanuela, Ifan (Govinda), Anji, Judika, Titi DJ, Lala Karmela, Vidi Aldiano, Pamungkas, Rizky Febian, Cita Citata, Ilham (HIVI!), dan Neida (HIVI!).


Musik videonya dibuat khas seperti video zaman ini di mana para penyanyi menyanyikan dari rumah mereka masing-masing yang kemudian dibuat collage.

Terus terang saja lagu itu cukup membuat saya emosional. Saat itu masih sangat awal keadaan yang tiba-tiba berubah 180. Mendengarkan lagu itu seolah membuat saya benar-benar tersadar bahwa semua hal yang selama ini kita nikmati namun kita take for granted telah berubah.

Contoh yang paling dekat saja, di luar rumah tiba-tiba sepi sekali. Tidak ada lagi anak-anak sekolah berlarian ceria berangkat atau pulang sekolah. Tidak ada lagi penjual-penjual sekeliling kompleks menjajakan jualannya. Saya tidak berani keluar rumah bahkan sekedar untuk ke warung seberang jalan selama berminggu-minggu. Kenyataan bahwa itu semua sampai mencapai bulan Ramadhan bahkan Idul Fitri terasa semakin menyedihkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun