Taktik kampanye adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh kandidat untuk memperoleh dukungan dari masyarakat sehingga bisa memenangkan pemilihan umum. Di satu sisi, taktik-taktik ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pesan politik dan visi kepada pemilih, yang pada gilirannya memungkinkan pemilih untuk membuat keputusan informasi.
Salah satu taktik yang umum digunakan dalam kampanye pemilu adalah kampanye negatif, di mana kandidat atau partai politik menyerang lawan-lawannya dengan tujuan merusak citra mereka atau memperkuat citra mereka sendiri.Â
Selain kampanye negative ada juga kampanye positifnya seperti debat kebijakan dan kampanye berbasis fakta, dapat membantu pemilih untuk membuat keputusan yang lebih terdidik. Melalui debat kebijakan, pemilih dapat memahami perbedaan antara platform politik yang berbeda dan mempertimbangkan implikasi kebijakan tersebut terhadap kepentingan mereka sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.
Taktik kampanye yang dilakukan oleh tim sukses Prabowo-Gibran sangatlah bervariasi. Salah satunya ialah mereka menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan,memobilisasi pendukung,dan menghasilkan momentum kampanye.Â
Dengan pemanfaatan media sosial membuat masyarakat tertarik karena secara langsung mereka bisa terlibat dengan kandidat melalui ruang interaksi dan diskusi (dengan menyukai,memberi komentar,dan membagikan pesan) sehingga komunikasi yang terbangun pun menjadi komunikasi dua arah. Â
Demikian juga dengan media sosial memiliki tingkatan fungsi yang tinggi dalam hal mobilisasi untuk melakukan suatu hal yang dilakukan oleh kandidat atau partai politik, misalnya menggunakan stiker kampanye, baju kampanye, menghadiri perkumpulan, atau hal lainnya.
Selain itu,tim sukses Prabowo-Gibran juga memanfaatkan media sosial untuk menarik generasi muda untuk mencapai kemenangan dengan cara membuat konten kampanye yang unik. Generasi muda menyebut kampanye yang dilakukan tim sukses Prabowo-Gibran dengan sebutan "gemoy". Pesan utama kampanye melalui sebutan "gemoy" ialah untuk menjelaskan bahwa citra "gemoy" tersebut bertolak belakang dengan citra Prabowo pada Pemilu 2014 dan 2019 yang terkesan galak, tegas dan ketus dalam pembawaannya.Â
Citra gemoy tersebut terbukti paling banyak dipilih oleh Gen Z berdasarkan riset yang dilakukan oleh Litbang Kompas, semakin muda usia pemilih, ketertarikan kepada paslon Prabowo-Gibran semakin kuat. Tercatat 65,9% Gen Z yang berusia kurang dari 26 tahun memilih pasangan tersebut. Sementara 16,7% memilih Anies-Muhaimin, dan 9,6% memilih Ganjar-Mahfud MD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H