"Perubahan Pola Perilaku Sosial dan Ekonomi Buruh Tani Di Desa Wadung Akibat Industrialisasi "
(Analisis Teori Evolusionisme)
Shinta Amanda
11191110000068
Program Studi Sosiologi Fisip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Email: Shintaamanda75@gmail.com
Â
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi secara terus-menerus dan tidak pernah berakhir dalam kehidupan masyarakat, karena tidak ada masyarakat yang akan berhenti pada titik tertentu sepanjang waktu untuk mempengaruhi sistem sosial, nilai, norma, sikap, dan pola perilaku pribadi yang ada dalam masyarakat.Â
Salah satu contoh perubahan sosial adalah industrialisasi yang telah menyebabkan perubahan perilaku sosial ekonomi buruh tani. Akibat perkembangan teknologi, perubahan pola perilaku sosial dan ekonomi ini tidak terlepas dari masyarakat. Ini terjadi pada masyarakat di daerah Desa Wadung Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Di desa ini, peran industrialisasi mulai tumbuh dan berkembang, mempengaruhi sektor pertanian setelah lahan dijadikan kawasan industri. Dalam kasus perubahan sosial yang terjadi pada buruh tani di Desa Wadung ini terjadi pada perubahan pola perilaku dan perubahan struktur ekonominya. Perubahan pola perilaku ditandai dengan berkembangnya pola pikir dan konsumsi. Pada saat yang sama, perubahan struktur ekonomi adalah lebih banyak pekerja beralih ke sektor industri. Â Â Â Â
Di Desa Wadong, sebagian besar masyarakatnya hidup sebagai petani. Namun, pada tahun 2009, kondisi sosial Desa Wadong berubah, perubahan ini terjadi dalam proses alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri. Kawasan industrialisasi yang dimaksud adalah kawasan industri yang di dalamnya terdapat PT. Kawasan Industrialisasi ini mengubah perilaku dan model sosial masyarakat pertanian di Desa Wadong, karena mereka terlibat langsung dalam mengubah penggunaan lahan pertanian dan menjadi kawasan industri.Â
Pada model sosial ini mempercepat perkembangan sosial ekonomi menjadi semakin maju. Namun juga mempersempit gerak dari kaum minioritas sebagai masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani, karena tidak memiliki lahan pertanian yang kurang luas dan mengandalkan lahan orang lain. Sempitnya lahan pertanian di Desa Wadong menimbulkan maslah kemiskinan karena tingginya angka pengangguran.Â