Diare merupakan penyakit yang menyebabkan tingkat kematian tinggi di negara berkembang, contohnya di Indonesia. Di Indonesia, diare termasuk dalam 10 penyakit yang menyebabkan tingkat kematian tertinggi. Diare menyerang semua kalangan usia, terutama anak-anak.Â
Dari data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan RI, kelompok umur yang mengidap diare tertinggi adalah pada anak balita ( 1-4 tahun ) yaitu 16,7% dan sisanya dari beberapa rentang usia. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat higiene sanitasi, perilaku untuk hidup sehat dan pengetahuan mengenali anak kalau sudah menderita diare. Nah maka dari itu, artikel ini akan membahas ciri-ciri anak yang menderita diare, pengobatan dan pencegahannya, yuk baca sampai habis dan share ke lingkungan keluarga.
Diare ada beberapa jenis, seperti :
- Diare akut     : Diare atau buang air besar lebih dari 3x sehari kurang dari 14 hari, tidak mengandung darah
- Diare Kolera   : Feses/Tinja seperti air cucian beras dan banyak sehingga menimbulkan dehidrasi, adanya kultur bakteri V.Cholerae 01 atau 0139
- Disentri        : Diare berdarah
- Diare persisten: Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari
- Invaginasi     :  Adanya darah dan lendir dalam tinja, tangisan keras, wajah pucat
Tanda-tanda anak mengalami diare yaitu:
- Dilihat dari seringnya buang air besar, apabila anak sering ke kamar mandi patut dicurigai
- Muntah
- Adanya dehidrasi ringan atau berat, tanda-tanda dehidrasi  :
- Anak rewel dan gelisah
- Kesadaran anak berkurang
- Mata cekung
- Saat perut dicubit, kembalinya sangat lamban
- Haus terus menerus atau malas minum dan tidak bisa minum
- Adanya darah dalam tinja
- Wajah pucat
- Perut kembung
Pengobatan Diare ada beberapa cara, yaitu:
- Pemberian oralit merupakan hal yang wajib dilakukan kalau sang anak menderita diare. Oralit akan menggantikan cairan yang sudah keluar banyak sehingga mengurangi dehidrasi pada anak.
- Pemberian obat Zinc. Dengan pemberian zinc terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, dan menurunkan kambuhnya diare selama 3 bulan kedepan. Dapat diberikan selama 10 hari kedepan walaupun diare sudah berhenti.
- Pemberian ASI/Makanan. Pemberian ASI/makanan selama diare akan memperbaiki gizi anak agar daya tahan tubuh tidak menurun dan mencegah penurunan berat badan.
- Pemberian Antibiotik hanya atas indikasi. Antibiotik tidak digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare adanya bakteri pada anak. Antibiotika hanya bermanfaat pada diare yang berdarah dan kolera.
Nah di atas sudah disebutkan ciri-ciri pada anak yang menderita diare dan cara pengobatannya. Untuk pencegahan penyakit ini yaitu dengan mengajarkan anak sedari dini mungkin untuk menjaga kebersihan lingkungan, sanitasi, dan mencuci tangan sebelum makan. Memang cara untuk mencegah diare memang sangat spele dan mudah, tapi dari kemudahan itu sering dianggap enteng dan berakibat yang sangat fatal bagi sang anak. Jadi untuk para orang tua sangat penting mengawasi anak dari segi kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman.
Sekian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga dapat diterapkan dan bermanfaat bagi para smart people, bisa share ke teman, keluarga dan sahabat terdekat, thankyou and God Bless You.Â
Sumber :Â
- Kemenkes RI, Situasi Diare di Indonesia, 2011
- WHO, Pelayanan Anak di Rumah SakitÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H