Mohon tunggu...
Shiloh Lumaris
Shiloh Lumaris Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Atlet renang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bubur Mengguh, Nasi Sela, dan Nasi Jinggo: Sarapan Murah di Pasar Ubud

22 Juni 2017   22:02 Diperbarui: 23 Juni 2017   13:11 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi sela, nasi yang dicampur dengan potongan ubi. Dengan lauk pauknya (Dokumentasi Pribadi)

Kata orang di Ubud susah sekali untuk mencari sarapan yang murah. Karena di Ubud kebanyakan yang tinggal orang asing. Di sana sini ada kerumunan orang asing, tempat makan sekitar ubud rata rata restoran atau cafe bukanya siang dan menunyapun menu kontinental. Kadang kita juga tidak selera sarapan di hotel atau tempat yang kita huni. Karena menunya itu itu saja, roti bakar, telor dadar, dan irisan buah.

Tapi di ubud ada pasar tradisional, kebetulan aku menginap di Sania Bungalow beberapa meter saja dari pasar ubud. Pasar di ubud ini menjual sayur mayur, makanan, buah buahan, dan bunga, daun kelapa muda dan aneka keperluan ibadah masyarakat setempat. Apa ada menu sarapan di pasar ubud? Tentu saja ada, murah lagi. Anda biasa mendapatkannya dengan harga Rp 5000, saja. Enak dan ditanggung kenyang. Dijamin ketagihan lagi. 

Ada beberapa penjual makanan siap bungkus di pasar ini. Pertama nasi sela, ini adalah makanan khas dari Bali. Nasi dicampur dengan potongan ubi jalar. Ditambah dengan lauk pauk yang khas seperti jukut atau urap bali yang berbahan dasar sayur pakis, dengan lauk berupa  pindang ikan tuna, ayam pelalah, sayur tempe, dan sambel matah. Kita bisa memilih lauk pauk nya, aku lebih suka dicampur saja dan menambah pindang ikannya yang rasanya maknyus.

Nasi sela, nasi yang dicampur dengan potongan ubi. Dengan lauk pauknya (Dokumentasi Pribadi)
Nasi sela, nasi yang dicampur dengan potongan ubi. Dengan lauk pauknya (Dokumentasi Pribadi)
Menu sarapan kedua yang saya jumpai adalah bubur pedas atau masyarakat bali menyebutnya bubur mengguh. Ini adalah bubur yang dimasak dengan santan sampai halus dan gurih kemudian disajikan dengan lauk pauk khas seperti jukut atau urap Bali, ayam pelalah, pindang ikan tuna, sambel matah dan pindang telor atau telor dadar berbumbu.  

Cara menyajikan bubur pedas ini unik karena bubur diambil dari pancinya diratakan di atas daun pisang dan diberi bumbu pedasnya supaya meresap baru diberi sayur dan lauk pauknya. Jukut atau urapnya juga unik karena ada rumput lautnya kalau dimakan crispy dan enak. Sama seperti nasi sela kita juga bisa memilih lauk pauk untuk bubur mengguhnya. Aku lebih suka lau macam macam yang dicampur sehingga seru.

Nasi kuning Bali dengan lauk pauknya yang lengkap (Dokumentasi Pribadi)
Nasi kuning Bali dengan lauk pauknya yang lengkap (Dokumentasi Pribadi)
Nasi bungkus yang ketiga yang saya jumpai adalah nasi jinggo. Nasi ini pada saat kita beli sudah terbungkus, setelah dibuka isinya ada ayam pelalah, pindang ikan, sayur nangka yang diiris besar besar berwarna coklat seperti gudeg tapi rasanya  gurih asin dan pedas. Ada juga nasi kuning, yang juga dijual dalam keadaan sudah dibungkus daun pisang. Isi nasi kuning ini adalah mie dan bihun goreng, sambel matah, irisan cabai yang besar besar, tempe, tahu dan ayam pelalah.

Ok selamat berlibur di ubud Bali. Banyak yang bisa kita lakukan di ubud.  Bisa ikut sunrise trekking di gunung batur,  ikut cycling tour  25 km dari kintamani ke ubud atau  arung jeram di sungai ayung. Mungkin  anda lebih suka belajar melukis membatik memasak dan masih banyak lagi. Jangan takut susah cari sarapan enak dan murah, cari sekitar ubud market dan kunjungilah pasar ubud atau ubud market!! Oh ya hampir lupa, pasar ubud ini termasuk pasar pagi, datanglah pagi pagi antara jam 5 sampai jam 8 setelah itu pasar sudah disapu bersih dan pedagang sudah pergi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun