Aya Ohori tunggal putri Jepang berumur 20 tahun tampil gemilang mengalahkan pemain tuan rumah Busanan Ongbamrungpan dengan skor 25-23, dan 21-8 di final SCG Grandprix Thailand 2016.
Yang menarik dalam permainan ini adalah Aya Ohori mampu mengembangkan permainannya dengan begitu tajam. Aya Ohori mendapatkan banyak angka dari pukulannya yang tidak terduga, Dia banyak menggunakan taktik bola bola silang, net silang, mengarahkan bola ke sudut yang tidak terjangkau lawan.
Senjata utama Aya Ohori adalah pengembalian smash lawan yang keras ke tempat yang susah dijangkau lawan. Hal yang lain yang susah diantisipasi dari Aya Ohori adalah permainan netnya yang memperdaya lawan karena dia membiarkan bola jatuh begitu dalam baru diambil, dia juga bermain dengan tangan kiri yang susah diantisipasi.
Aya Ohori bukan satu satunya pemain muda di Jepang,  ada pemain pemain muda Jepang lain yang berprestasi lebih bagus yaitu Akane Yamaguchi dan  Nozomi Okuhara. Dia juga  belum bisa mengalahkan seniornya yaitu Sayaka Takashashi, Minatsu Mitani, dan Sayaka Sato. Tetapi semangat berlatihnya patut ditiru oleh pemain muda Indonesia. Dia dan pelatihnya mampu mengembangkan teknik teknik yang sesuai dengan dirinya tidak harus sama dengan yang lain.  Tehnik tehnik yang tentu saja terus dikembangkan melalui inovasi tiada henti, bukan teknik teknik yang dipakai oleh pelatihnya ketika masih jadi pemain puluhan tahun yang lalu.
Ayo pemain muda Indonesia jangan mau kalah dengan Aya Ohori, Ganbatte.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H