Mohon tunggu...
Shilfany Putri
Shilfany Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya sedang belajar menulis sesuai keinginan sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan yang Memerdekakan Peserta Didik

24 Juni 2024   17:55 Diperbarui: 24 Juni 2024   18:06 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan yang sesungguhnya mencakup lebih dari sekadar transfer pengetahuan dari guru ke siswa di dalam kelas. Pendidikan yang sejati adalah proses holistik yang mencakup pengembangan intelektual, emosional, sosial, dan moral individu. Pendidikan bukan hanya tentang mempelajari mata pelajaran akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter yang baik. Ini mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan disiplin. Pendidikan yang baik membantu individu untuk berpikir secara kritis, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang bijaksana. Ini mendorong siswa untuk menjadi mandiri dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari.

Sistem pendidikan yang efektif mendorong kreativitas dan inovasi. Ini memberi siswa ruang untuk bereksperimen, berinovasi, dan mengembangkan ide-ide baru. Pendidikan harus membekali siswa dengan keterampilan hidup yang penting, seperti komunikasi, kerjasama, dan kepemimpinan. Ini juga termasuk kemampuan untuk mengelola emosi dan hubungan interpersonal. Pendidikan yang sesungguhnya mengajarkan siswa untuk memahami dan menghargai keberagaman budaya, agama, dan pandangan hidup. Ini membantu menciptakan masyarakat yang inklusif dan toleran.

Di dunia yang terus berubah, pendidikan harus membantu siswa untuk dapat beradaptasi dengan perubahan, baik dalam teknologi, pasar kerja, maupun lingkungan sosial. Pendidikan yang sejati menanamkan semangat pembelajaran seumur hidup. Ini berarti mendorong individu untuk terus belajar dan berkembang sepanjang hidup mereka, bukan hanya selama masa sekolah. Dalam era digital ini, pendidikan harus mampu mengintegrasikan teknologi secara efektif untuk mendukung proses pembelajaran. Teknologi dapat membantu memperluas akses ke informasi dan memfasilitasi metode pembelajaran yang lebih interaktif.

Pendidikan juga harus mempersiapkan individu untuk berpartisipasi aktif dalam komunitas mereka. Ini termasuk memahami tanggung jawab sosial dan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Pendidikan harus memperhatikan kesejahteraan emosional dan mental siswa. Lingkungan belajar yang mendukung dan sehat sangat penting untuk perkembangan holistik siswa. Secara keseluruhan, pendidikan yang sesungguhnya adalah proses yang komprehensif dan berkelanjutan yang tidak hanya berfokus pada aspek akademis tetapi juga pada pengembangan keseluruhan individu untuk menjadi manusia yang utuh dan bermanfaat bagi masyarakat.

Pendidikan yang memerdekakan menurut Ki Hajar Dewantara adalah konsep pendidikan yang bertujuan untuk membebaskan manusia dari kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia dan pendiri Taman Siswa, menekankan bahwa pendidikan harus memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensi dan minat mereka. Ki Hajar Dewantara merumuskan tiga semboyan ini yang berarti: Ing Ngarsa Sung Tuladha: Di depan memberi contoh. Ing Madya Mangun Karsa: Di tengah memberi semangat. Tut Wuri Handayani: Di belakang memberi dorongan. Prinsip ini menekankan pentingnya peran pendidik sebagai teladan, motivator, dan pendorong bagi siswa.

Pendidikan harus membebaskan individu dari segala bentuk penindasan, baik itu penindasan fisik, mental, maupun sosial. Pendidikan yang memerdekakan berarti memberikan kebebasan berpikir, berkarya, dan berekspresi kepada siswa. Pendekatan yang berpusat pada anak menekankan pentingnya memperhatikan kebutuhan, minat, dan potensi individu setiap siswa. Siswa harus menjadi subjek aktif dalam proses pembelajaran, bukan objek pasif yang hanya menerima informasi. Pendidikan harus relevan dengan kehidupan nyata dan lingkungan sosial siswa. Pembelajaran harus dihubungkan dengan pengalaman sehari-hari dan budaya lokal, sehingga siswa dapat memahami dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan mereka sendiri.


Pendidikan yang memerdekakan harus mencakup semua aspek perkembangan manusia, baik intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual. Ini berarti pendidikan tidak hanya berfokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan moral. Siswa harus didorong untuk mandiri dan kreatif. Pendidikan yang memerdekakan memberikan ruang bagi siswa untuk berinovasi, berpikir kritis, dan menemukan solusi sendiri terhadap masalah yang mereka hadapi.

Pendidikan harus bersifat demokratis, di mana setiap siswa memiliki hak yang sama untuk belajar dan berkembang. Pendidikan juga harus inklusif, menerima dan menghargai keberagaman serta memastikan bahwa semua siswa, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, mendapatkan kesempatan yang sama. Pendidikan yang memerdekakan bertujuan untuk mengembangkan potensi diri siswa secara maksimal. Setiap individu memiliki bakat dan kemampuan unik yang harus dihargai dan dikembangkan.

Selain keterampilan intelektual, pendidikan harus menanamkan nilai-nilai moral dan budi pekerti. Pendidikan yang memerdekakan membentuk individu yang berintegritas dan bertanggung jawab. Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan sepanjang hayat. Pembelajaran tidak berhenti di sekolah, tetapi terus berlangsung sepanjang hidup, memungkinkan individu untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Secara keseluruhan, pendidikan yang memerdekakan menurut Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang holistik, berpusat pada anak, relevan dengan konteks sosial dan budaya, serta menekankan pada pengembangan karakter dan kemandirian. Ini adalah pendidikan yang benar-benar membebaskan manusia untuk mencapai potensi penuh mereka sebagai individu dan anggota masyarakat.

Untuk mengimplementasikan pendidikan yang memerdekakan, diperlukan tips : Pertama, Metode Pembelajaran Aktif yakni menggunakan metode pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif peserta didik, seperti diskusi kelompok, proyek, dan pembelajaran berbasis masalah. Kedua, Lingkungan Belajar yang Mendukung yakni menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan kreativitas serta kemandirian peserta didik. Ketiga, Pelatihan untuk Guru yakni memberikan pelatihan bagi guru agar mereka mampu menerapkan pendekatan pendidikan yang memerdekakan, termasuk penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dan partisipatif. Terakhir adalah Kurikulum yang Fleksibel yang mana mengembangkan kurikulum yang fleksibel dan relevan dengan kebutuhan serta minat peserta didik, yang memungkinkan adanya penyesuaian dan pengayaan materi pelajaran.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun