Surabaya, Selasa (21/11/2023), Saya Shila Radasahila salah satu mahasiswa dari Prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya telah menyelesaikan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Rw 06 Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo. Dibimbing oleh Dra. Ni Made Ida Pratiwi, M.M selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Zero waste adalah gaya hidup "nol sampah", yang berusaha diwujudkan dengan prinsip 4R (Reuse, Reduce, Recycle, Repair), untuk mengurangi tumpukan sampah di TPA. Pemkot melakukan berbagai inovasi untuk pengelolaan sampah di Kota Surabaya, salah satunya mewujudkan program gerakan Surabaya Zero Waste (bebas sampah).
Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya menghadapi tantangan besar dalam mengelola sampah. Sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan dampak negatif yang semakin memburuk dari waktu ke waktu bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya untuk menciptakan program-program yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah.
Program Kampung Zero Waste (KZW) adalah sebuah inisiatif dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Surabaya yang bertujuan untuk menciptakan kampung yang bebas dari sampah. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dan memastikan bahwa sampah-sampah tersebut dikelola dengan benar dan melibatkan mahasiswa dengan kesempatan belajar di luar Kampus.
Program KZW DLH Kota Surabaya 2023 bekerja sama dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang dilaksakan selama 1 semester yaitu pada bulan Agustus -- Desember 2023. Saya merupakan salah satu mahasiswa yang lolos dan mengikuti program MBKM KZW angkatan 2 dan mendapat tempat pengabdian di RW 06 Menur Pumpungan berkelompok dengan teman satu jurusan saya Kenza Bisri Hariris di bawah bimbingan Bu Indah Noerhayati Dewi, ST. selaku Pembimbing dari DLH Pemkot Surabaya.
RW 06 Menur Pumpungan masih terdapat masalah pemilahan sampah rumah tangga. Dengan banyaknya sampah rumah tangga yang belum terpilah, masalah sampah masih menjadi perhatian. Semakin banyak produk dan pola konsumsi masyarakat, semakin banyak juga sampah yang diproduksi setiap hari. Sangat penting bagi warga untuk mengetahui bagaimana mengelola sampah organik.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup yang dapat terurai secara alami tanpa intervensi manusia. Ini termasuk daging, kulit buah, sayur-sayuran, bumbu dapur yang sudah kadaluarsa, potongan kayu, daun, kertas bekas, sampah tisu, dan lainnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut Saya selaku Mahasiswa KKN UNTAG berinisiatif melakukan suatu program yang bekerjasama dengan DLH yaitu sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah organik rumah tangga untuk mengurangi sampah yang menumpuk di sekitar rumah dan tujuannya agar digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.
Dalam program pelatihan pembuatan pupuk kompos ini, saya menggunakan wadah Compost bag untuk membuat kompos dari limbah organik seperti makanan sisa, daun, dan batang tumbuhan. Compost bag merupakan suatu wadah untuk membuat kompos dari limbah organic seperti daun, batang tumbuhan, sayuran sisa dan lain-lain. Bentuk tabung kompost ini mirip dengan tabung. Kompost Bag memiliki berbagai ukuran, mulai dari yang kecil hingga yang sedang dan besar. Bahan plastik High Density Polyethylene (HDPE) yang digunakan untuk kompos memiliki banyak keunggulan, termasuk perlindungan tinggi terhadap sinar matahari, kekuatan dan ketahanan yang luar biasa di segala cuaca dan iklim.
