Mohon tunggu...
Shila Aqila
Shila Aqila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki hobi mendengarkan musik,membaca novel dan akhir-akhir ini saya memiliki hobi baru yaitu memasak. Pribadi saya cenderung suka menyendiri dari pada bergaul dengan orang sekitar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab dan Dampak Korupsi

10 Oktober 2024   03:30 Diperbarui: 10 Oktober 2024   03:30 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstack:
Corruption is a highly complex and significant issue that impedes the development of many countries, particularly developing nations like Indonesia. This article explores the main causes of corruption, including weak law enforcement, patronage culture, lack of transparency, and individual factors such as greed. It also examines the widespread impact of corruption on society, including increased poverty, deteriorating public services, erosion of public trust in government, and economic stagnation. 

The article highlights the need for legal reform, government transparency, and strengthening integrity among public officials. The role of society, especially students, is emphasized in combating corruption through education and the application of integrity values. With cooperation between government and society, efforts to combat corruption can be realized.

Korupsi adalah salah satu masalah paling mendasar yang dihadapi oleh banyak negara, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Tindak korupsi tidak hanya merusak sistem pemerintahan, tetapi juga menciptakan dampak negatif yang luas terhadap masyarakat dan pembangunan ekonomi. 

Penyebab korupsi sangat kompleks dan bervariasi, melibatkan berbagai faktor seperti kelemahan sistem hukum, budaya politik, hingga aspek individual yang didorong oleh keserakahan. Artikel ini akan mengulas beberapa penyebab utama korupsi serta dampaknya yang begitu masif terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat.

Salah satu penyebab utama korupsi adalah lemahnya penegakan hukum. Di negara-negara dengan sistem hukum yang tidak efektif, pelaku korupsi sering kali lolos dari jerat hukum, bahkan setelah tindakan mereka terungkap. 

Hal ini terjadi karena kurangnya kapasitas aparat penegak hukum, serta adanya intervensi politik yang melemahkan independensi lembaga peradilan.

 Ketidakmampuan penegak hukum untuk secara konsisten memberikan hukuman yang setimpal kepada para koruptor menyebabkan banyak pejabat merasa aman melakukan tindakan korupsi tanpa takut mendapatkan sanksi yang berarti. Ini menciptakan siklus korupsi yang sulit diputus.

Budaya patronase dan nepotisme juga menjadi faktor signifikan dalam memperkuat praktik korupsi. Di banyak negara, termasuk Indonesia, hubungan personal sering kali menjadi dasar dalam pengambilan keputusan politik dan ekonomi. 

Dalam sistem ini, individu yang memiliki hubungan dekat dengan orang-orang yang berkuasa akan mendapatkan keuntungan, baik dalam bentuk jabatan, proyek, maupun kontrak bisnis, meskipun mereka tidak memiliki kualifikasi yang memadai. 

Budaya ini memperkuat pola pikir bahwa keuntungan pribadi lebih penting daripada kepentingan umum, sehingga korupsi dianggap sebagai hal yang lumrah dan bisa diterima selama individu tersebut memiliki 'koneksi' yang kuat.

Kurangnya transparansi dan akuntabilitas di dalam pemerintahan juga menjadi penyebab utama korupsi. Ketika mekanisme kontrol dan pengawasan terhadap pejabat publik lemah, peluang untuk melakukan penyalahgunaan wewenang semakin besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun