Bu Lilik mendekati putrinya dan berkata, "Nduk, tolong ambilkan gula 5 kilogram dan antarkan ke rumah Ustadzah Nury untuk acara muludan!"Â
Risa tersenyum dan menjawab, "Iya, bu. Tapi kenapa kok banyak banget sih, bu? dua kilogram aja cukupkan, bu?"
Bu Lilik tersenyum dan mengelus kepala putrinya,"Insya Allah cukup, Nduk. Ini karena Ibu ingin bersedekah lebih banyak di bulan Maulid, bulan kelahiran Nabi Muhammad, sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelahiran Rasulullah SAW."
Risa pun akhirnya menuruti perintah ibunya meskipun ia merasa terganggu karena menurutnya dua kilogram sudah cukup dan tiga kilogram sisanya bisa digunakan sebagai stok di rumah hingga bulan depan, sehingga tidak perlu membeli gula lagi dan uangnya bisa digunakan untuk keperluan lain.
Sepulang dari rumah Ustadzah Nury, Risa melihat mobil yang dikenalnya terparkir di depan rumah, hatinya senang sekali, sudah lama bulik dan putrinya tidak mengunjungi ibunya. Saat masuk rumah, Risa langsung menyalami mereka kemudian ke dapur untuk membuat minum. Pasti bulik dan Reni kangen es sirup rasa moka buatannya.Â
Setelah sholat Ashar, Bu Lilik mengajak adik dan keponakannya makan bersama di teras belakang rumah. Sesekali mereka bercerita tentang masa kecil di rumah peninggalan orang tuanya yang kini dihuni oleh Risa dan ibunya. Tiba-tiba Reni mendapat panggilan darurat dari rumah sakit. Akhirnya mereka berdua berpamitan karena Reni harus segera ke rumah sakit.Â
Bersama Risa, Bu Lilik membuka dua kardus besar bingkisan dari adiknya, satu berisi berbagai macam makanan khas dari Tuban yang satu lagi ternyata gula sepuluh kilo. Betapa beliau sangat senang dan bersyukur atas apa yang telah diberikan adiknya itu.Â
Kini Risa sudah mendapat jawabannya, kenapa ibunya ringan berbagi. Asal ada, pasti ibunya akan memberi, asal mampu pasti akan  ditolongnya. Ternyata janji Allah itu nyata, sedekah yang kita keluarkan akan langsung Allah ganti tanpa menunggu lama. Bersedekah sama artinya dengan berbagi kebahagiaan dengan orang lain, bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H