Orang yang memiliki suatu keterampilan motorik, mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. Keterampilan semacam ini disebut motorik, karena otot, urat, dan persendian terlibat secara langsung, sehingga keterampilan sungguh-sungguh berakar dalam kejasmanian. Belajar keterampilan motorik menuntut kemampuan untuk merangkaikan sejumlah gerak-gerik jasmani, sampai menjadi suatu keseluruhan yang dilakukan dengan gencar dan luwes, tanpa perlu memikirkan lagi secara mendetail apa yang dilakukan dan mengapa dilakukan begini-begitu. Walaupun belajar keterampilan motorik mengutamakan gerakan-gerakan otot-otot, urat-urat dan persendian dalam tubuh, namun diperlukan pengamatan melalui alat-alat indra dan pengolahan secara kognitif yang melibatkan pengatahuan dan pemahaman.
Dalam belajar keterampilan motorik, gerakan jasmani, persepsi, konsep dan kaidah, pengetahuan, bahkan sikap, semuanya memegang peranan, namun pengaturan gerakan-gerakan jasmani dan koordinasi antara gerakan pada berbagai anggota badan, memegang peranan utama dan menjadikan jalur belajar ini sebagai suatu proses belajar tersendiri. Oleh karena itu jalur belajar keterampilan motorik bukanlah jalur belajar kemahiran intelektual, belajar sikap atau belajar informasi verval, meskipun mendapat dukungan dari hasil-hasil yang diperoleh dalam belajar bidang-bidang itu.
Sifat khas dari belajar keterampilan motorik adalah latihan, hal ini memegang peranan pokok untuk mendarah-dagingkan ketrampilan yang sedang dipelajari. Tanpa latihan orang tidak mungkin menguasai keterampilannya sampai menjadi milik jasmani, karena berlatih itu membutuhkan waktu. Suatu konsep dapat ditangkap dalam waktu singkat, tapi tidak berlaku dalam keterampilan motorik. Selain latihan, perlu juga dikuasai prosedur gerak-gerik yang harus diikuti dan prosedur koordinasi antara anggota-anggota badan.
Untuk meningkatkan keterampilan motorik terutama motorik halus, anak diarahkan untuk melakukan kegiatan yang memerlukan akurasi. Perlu diperhatikan bahwa untuk meningkatkan keterampilan motorik anak harus dilakukan bertahap. Berikut beberapa contoh tahapan kegiatan yang memerlukan akurasi tinggi.
·Menulis huruf alfabet, huruf akan terbaca orang lain jika bentuknya benar.
·Mewarnai gambar, suatu warna tidak boleh melewati garis batas bidang yang diwarnai.
·Menggunting menurut pola, jika guntingan tidak mengikuti pola maka bentuk yang dihasilkan tidak sama dengan pola.
·Menyusun puzzle, puzzle akan terpasang sempurna dan membentuk objek yang benar hanya jika semua komponen puzzle dipasang dengan benar.
·Memasang manik menurut pola tertentu pada benang nilon
·Menyusun tumpukan balok sampai ketinggian tertentu tanpa roboh
·Menempel kacang dengan lem pada kertas berpola
·Bermain piano, nada yang dihasilkan sesuai dengan tuts yang ditekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H