Mohon tunggu...
Shifa nazmaza
Shifa nazmaza Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Main game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kematian Untuk Mencapai Kesempurnaan

1 Maret 2024   13:52 Diperbarui: 1 Maret 2024   13:53 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Shifa Nazma Zakiyyatul Adawiyah

12 IPS 3, SMA Negeri 3 Kabupaten Tangerang

Mangokkal Holi, nama nya mungkin jarang sekali didengar oleh masyarakat luar tetapi Mangokkal Holi, salah satu marga yang terdapat di Medan provinsi Sumatera Utara ialah Batak Toba . Masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara memiliki sebuah tradisi yang cukup ekstrim, yaitu Mangokkal Holi. Tradisi ini merupakan sebuah upacara adat untuk memindahkan tulang belulang leluhur untuk dikumpulkan di suatu tempat. 

Masyarakat Batak Toba meyakini bahwa kematian bukan merupakan akhir perjalanan hidup, melainkan sebuah tahap tertentu untuk mencapai kesempurnaan. Tulang atau kerangka yang diambil biasanya dibersihkan kembali dengan jeruk purut. Setelah itu, tulang-tulang atau kerangka tadi dikuburkan di tempat yang dianggap suci, yaitu Tondi.

Masyarakat Medan yang menganut agama Kristen Katholik, setiap 5 tahun setelah ada sesorang yang sudah tiada mereka akan  melakukan tradisi ini. Tradisi ini hampir sama dengan tradisi di wilayah jawa, namun di daerah jawa yang menganut agama islam.

Bertolak Belakang Dengan Keyakinan Saat Ini

Kebudayaan Mangokal holi ini masih terdapat banyak konversi di dalam masyarakatnya. Ada yang menerima dan ada juga yang tidak menerimanya. Tetapi tradisi ini tidak masuk akal, karena sama saja tidak menghormati leluhur yang sudah tiada. Padahal pada tahun 1952 Gereja HKBP (Huria Batak Toba Kristen) telah menetapkan peraturan bahwa pelaksanaan adat Mangongkal Holi oleh orang Batak Toba Kristen harus mengikuti tata aturan yang ditetapkan oleh gereja, tidak semua orang Batak Toba Kristen dapat menerima peraturan tersebut.

Sebelum kekristenan masuk ke tanah Batak, para leluhur terdahulu menganut kepercayaan hasipelebeguon (penyembahan berhala). Namun saat ini banyak keyakinan yang dianut, sehingga banyak juga pihak-pihak yang tidak menerima dengan tradisi ini. Memang tradisi ini ada sisi positif nya, tetapi jika tujuan tradisi ini untuk menyembah roh leluhur demi mendapatkan berkat dari roh itu, tradisi ini tidak dapat diterima oleh masyarakat.

Perubahan tradisi dengan era globalisai

Pada era globalisasi saat ini, tradisi seperti itu sudah tidak lagi seharusnya dilaksanakan, apalagi dengan berkembangnya Iptek saat ini.. Hal tersebut sebab saat ini sudah zaman modern banyak cara yang dapat dilakukan, seperti "kremasi". "Kremasi" atau pengabuan, metode yang dilakukan pada jenazah dengan cara dibakar. Dengan melakukan hal ini lebih memudahkan masyarakat  untuk menguburkannya. Biasanya dilakukan di sebuah krematorium atau makam yang disebut setra. 

Tradisi Mangokal Holi ini di suatu tahap untuk mencapai kesempurnaan, tetapi Kremasi pun diyakini tahap untuk menyempurnakan jenazah kepada sang pencipta. Suku Batak Toba mungkin sebagian yang masih belum mengetahui keyakinan masih melakukan tradisi ini, tetapi sebagian suku nya pun yang sudah mempunyai keyakinan ada saja yang mengikuti tradisi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun