Mohon tunggu...
Shifa Khairun Nisa
Shifa Khairun Nisa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis

Jadilah dirimu sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jihad untuk Kebaikan: Menginterpretasikan Ayat Jihad dalam Al-Quran di Masa Kini

23 Maret 2024   01:06 Diperbarui: 23 Maret 2024   01:11 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jihad merupakan sebuah konsep yang seringkali dipahami secara sempit dan keliru oleh banyak orang. Sebenarnya, jihad memiliki makna yang lebih luas dan mendalam dalam Islam. Secara harfiah, jihad berasal dari kata Arab "jahada", yang berarti "berusaha" atau "berjuang". Dalam konteks keagamaan, jihad mengacu pada usaha yang dilakukan oleh seorang Muslim untuk meningkatkan kualitas kehidupan spiritual dan moralnya, serta untuk memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Salah satu pemahaman jihad yang sering diperdebatkan adalah jihad dalam bentuk perang atau peperangan. Ayat-ayat dalam Al-Quran yang sering dikutip terkait dengan jihad militer adalah ayat-ayat yang mendorong umat Islam untuk mempertahankan diri dari penindasan dan agresi, serta untuk memperjuangkan keadilan. Sebagai contoh, dalam Surah Al-Baqarah ayat 190,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقَا تِلُوْا  فِيْ  سَبِيْلِ  اللّٰهِ  الَّذِيْنَ  يُقَا تِلُوْنَكُمْ  وَلَا  تَعْتَدُوْا  ۗ اِنَّ  اللّٰهَ  لَا  يُحِبُّ  الْمُعْتَدِيْنَ

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
Dalam ayat ini Allah mengajarkan orang-orang beriman jihad di jalan Allah untuk berinteraksi dengan orang-orang yang memerangi Islam dan kaum muslimin, Allah berfirman kepada mereka: “Perangilah orang-orang kafir yang memerangi kalian demi menolong agama Allah, namun janganlah kalian menzalimi orang-orang yang memerangi itu dengan memutilasi jasad mereka, jangan pula menzalimi orang-orang yang tidak memerangi kalian seperti para wanita, anak-anak, dan orang-orang yang sudah renta.” Kemudian Allah menekankan larangan berbuat zalim ini dengan menyatakan bahwa Dia tidak mencintai orang-orang yang zalim, dan Dia akan menghukum orang-orang yang zalim tersebut.

Namun, penting untuk dicatat bahwa jihad dalam bentuk perang hanya boleh dilakukan dalam kondisi yang sangat terbatas dan sesuai dengan syarat-syarat yang ketat sesuai ajaran Islam. Jihad tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk melakukan kekerasan atau terorisme, yang justru bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mendorong perdamaian, kasih sayang, dan keadilan.

Selain jihad dalam bentuk perang, terdapat juga jihad dalam bentuk lain yang lebih relevan untuk kehidupan sehari-hari, yaitu jihad dalam bentuk pengendalian diri, jihad dalam bentuk mengatasi hawa nafsu, jihad dalam bentuk mengatasi godaan untuk berbuat dosa, dan jihad dalam bentuk berjuang untuk kebaikan dan keadilan. Dalam konteks ini, setiap muslim diajak untuk berjuang dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, serta untuk memperjuangkan kebaikan dan keadilan dalam masyarakat.

Dengan demikian, jihad untuk kebaikan dapat diinterpretasikan sebagai upaya yang dilakukan oleh seorang Muslim untuk memperbaiki diri sendiri, memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, serta berkontribusi positif dalam masyarakat. Jihad dalam konteks ini bukanlah jihad yang sempit dan terbatas pada perang, melainkan jihad yang luas, menyeluruh, dan relevan untuk kehidupan manusia pada masa kini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun