Mohon tunggu...
shifa23
shifa23 Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran keluarga dalam pembentukan pribadi menurut perspektifsosiologi

20 Desember 2024   15:20 Diperbarui: 20 Desember 2024   15:17 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang dibedakan menjadi dua tipe, yaitu keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (nuclear family), serta keluarga besar (extended family). Dalam sosiologi, sering kali ada perbedaan antara keluarga yang berorientasi pada ikatan darah, di mana hubungan seseorang dengan orang tua dianggap lebih signifikan dibandingkan hubungan dengan pasangan. atau pasangan dan keluarga dengan menekankan pada pentingnya hubungan pernikahan (antara suami dan istri), koneksi dengan pasangan cenderung dianggap lebih penting dibandingkan hubungan dengan orang tua

Koneksi yang menghubungkan suami dan istri dalam pernikahan seringkali lemah dan bahkan bisa putus sehingga mengakibatkan perpisahan atau bahkan perceraian. Ketika perceraian terjadi, secara otomatis fungsi keluarga akan mengalami gangguan dan baik pihak yang bercerai maupun anak-anak harus beradaptasi dengan situasi baru. Meningkatnya angka perceraian dalam masyarakat juga membawa cara hidup khas bagi keluarga bercerai, misalnya hidup sendiri sebagai janda atau duda, adanya anak yang harus tinggal dengan hanya satu orang tua, dan bahkan mungkin hidup terpisah dari saudara kandung sendiri.

Kasus perceraian sering dianggap sebagai suatu peristiwa tersendiri dan menegangkan dalam kehidupan keluarga, tetapi yang perlu direnungkan dalam kasus ini adalah akibat dan pengaruh yang ditimbulkan pada diri anak khususnya dalam hal penyesuaian diri. Banyak analisis sosial menunjukan adanya persamaan antara penyesuaian diri baik cerai yang sebabkan oleh kematian maupun perceraian hidup. Pengalaman universal yang dialami pada perceraian kematian maupun yang bercerai hidup adalah penghentian kepuasan seksual, hilangnya persahabatan atau kasih sayang dan rasa aman, hilangnya model peranan orang dewasa untuk diikuti anak, penambahan dalam beban rumah tangga bagi pasangan yang ditinggalkan terutama dalam menangani anak, penambahan persoalan ekonomi terutama. jika suami meninggal atau pergi dari rumah, maka tanggung jawab dan pembagian tugas rumah tangga harus diatur kembali sebagai orang tua tunggal. Pengasuhan orang tua tunggal merupakan salah satu fenomena di era modern saat ini. Fenomena ini menghadirkan berbagai masalah spesifik, karena hanya ada satu orang tua yang mendidik dan sosialisasi anak.

Sebagai salah satu lembaga sosial selain lembaga agama keluarga berkembang dalam masyarakat yang selanjutnya termasuk dalam kategori struktursosial. Sebagai sebuah struktur sosial, lembaga-lembaga lainbergantung pada keberadaan Lembaga keluarga. Perilaku keseluruhan individu akan lebih mudah dipahami dengan menggunakan pendekatan keluarganya. Ketidakberhasilan keluarga dalam mengelola perilaku anggotanya akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan masyarakat secara efektif. Sosiologi meneliti masyarakat dengan memperhatikan interaksi manusia yang berlangsung dalam masyarakat tersebut. Sosiologi keluarga memiliki fokus kajian pada mempelajari perilaku anggotakeluarga serta hubungan dan efek yang muncul dari perilaku tersebut. Dengan demikian, objek kajian sosiologi keluarga dalam menganalisis keluarga dapat dibatasi pada empat aspek sebagai berikut

1. Pola hubungan dalam keluarga

Pola dapat diartikan secara langsung sebagai metode, sistem, dan cara kerja. Dalam konteks sosiologi, hubungan didefinisikan sebagai interaksi sosial. Pola hubungan dalam keluarga, yang menjadi salah satu fokus studi sosiologi keluarga, merujuk pada bentuk atau cara yang diterapkan oleh anggota keluarga untuk. berinteraksi satu sama lain. Pola hubungan di dalam keluarga mengikuti pola interaksi individu saat berinteraksi, yang dalam interaksi tersebut dibagi menjadi dua, yaitu hubungan yang mengarah padaterbentuknya kerjasama atau pergerakan menuju kesatuan (asosiatif) dan hubungan atau interaksi yang mengarah pada munculnya perpecahan atau konflik (disosiatif). Interaksi antar anggota keluarga mengarah pada kedua pola tersebut, interaksi yang mengarah pada kesatuan dalam bentuk kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Interaksi sosial yang berfokus pada kesatuan dalam keluarga contohnya: saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, anak membantu orangtua membersihkan rumah, dan orangtua membantu anak menyelesaikan tugas sekolahnya.

2. Sistem keluarga Keluarga

 Sebuah system terkecil yang ada dalam masyarakat yang merupakan agen sosialisasi primer untuk mengenalkan nilai, norma aturan dan adat yang diterapkan dalam keluarga. System keluarga merupakan proses yang dilakukan untuk membentuk keluarga yaitu sistem pelamaran dan perkawinan, hak suami, istri dan anak, pendidikan dan pengasuhan anak, perceraian, pengaturan harta warisan. Setiap keluarga memiliki pola atau cara yang berbeda dalam mengatur sistem tersebut. Misalnya adat meminang atau melamar berbeda antara adat Sulawesi selatan dengan padang.

3. Pola-Pola keluarga

Pola-pola keluarga yang menjadi fokus eksplorasi sosiologi dalam usaha memahami kehidupan keluarga terkait dengan jumlah anggota; struktur keluarga, kegiatan keluarga, dan prinsip prinsip yang ada dalam keluarga. Semakin banyak anggota keluarga, maka semakin besar pula dinamika interaksi yang muncul di dalamnya. Keluarga merupakan lembaga sosial terkecil yang menjadi representasi dari masyarakat. Di dalam keluarga akan terjadi sosialisasi
nilai-nilai yang dipegang, baik buruknya keluarga akan sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadian anak.

Keluarga memainkan peranan krusial dalam proses sosialisasi anak. Dari sudut pandang sosiologi, tanggung jawab orang tua sebagai pengatur dalam keluarga adalah bagian dari peran sosial mereka. Hal ini sangat penting dalam usaha untuk membentuk karakter anak agar diterima dan tidak mengembangkan sikap serta perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial di sekitarnya.
Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga dengan baik akan memberikan dampak positif bagi perkembangan individu di dalamnya, dan selanjutnya akan berkontribusi pada masyarakat sekitar. Keluarga memiliki fungsi-fungsi utama yang sulit diubah atau digantikan oleh pihak lain, sedangkan fungsi sosial lainnya cenderung lebih mudah mengalami perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun