Dalam beberapa tahun ini sering ku mendengar kalimat yang paling indah dan plong selain kalimat aku tresno kowe atau I ilove you telungewu yaitu sebuah kalimat yang bersifat aktuil, apa lagi kalau bukan kalimat “Rebahan sek lur atau dalam bahasa indonesianya yaitu rebahan dulu lur”.
Semua orang terlena dan berbondong-bondong untuk merapal kalimat seperti itu untuk bermacam-macam aspek kehidupan dan segala tetekbengeknya, seakan kalimat itu menjadi mantra yang sangat ampuh untuk menghindar dari suatu permasalahan atau hanya untuk menghela nafas. Tentunya, semua itu tergantung seberapa khusu’nya mereka mengucap kalimat itu.
Disini, saya tidak akan mengulas secara detail tentang rebahan yang menurut saya sudah terlampau kering ilmiah itu. Saya akan mengulas terkait hal yang fundamental dari kata rebahan itu sendiri.
Yaitu, berupa objek yang umunya berbentuk persegi dan memiliki volume yang berisi bantal, guling, selimut atau alat tata rias lainya. Ya, apalagi kalau bukan kamar tidur.
Saya akan mengulas kamar tidur bukan karena saya ahli bangunan ataupun tukang desain interior yang selalu memperhatikan setiap detail sudutnya.
Saya lebih cocok disebut penikmat atau apresiator pada kamar tidur yang pernah saya singgahi baik milik pribadi ataupun milik orang lain (baca.numpang). jika boleh berbicara hiperbolis kamar tidur bagi saya suatu tempat yang levelnya tidak jauh beda dengan penggadaian.
Jika penggandaian dengan gagah nya mengatakan mengatasi masalah tanpa masalah justru kamar tidur sedikit kebalikanya yaitu mengatasi solusi karena masalah.
Jika terkena suatu permasalahan dari dahulu pun kita tidak boleh untuk menghindarinya atau dalam kamus banyumas nya ora ilok karena itu akan menimbulkan masalah lain.
Maka dari itu alangkah baiknya kita menunda sebentar yaitu dengan menfaatkan segala kenyamanan yang ditawarkan kamar tidur dengan cara slonjor, rebahan, tengkurap, atau lebih Alhamdulillah nya lagi tidur sekalian, setidaknya itu menjadi suatu solusi kongkrit yang jika bicara normalnya hanya 8 jam.
Tentu, jangan menyinyiakan waktu itu dari pada waktumu 24jam penuh untuk memikirkan persamalahan yang tidak ketemu titik terangnya, itu juga akan berpengaruh pada kesehatan kalian. Maaf, saya sedikit ngelantur. Okey, Kita balik lagi tentang kamar tidur.