Mohon tunggu...
Shafira Salsabila
Shafira Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Bachelor of Communication Science

Salah satu hal yang membuatku berani untuk mengekspresikan diri yakni dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Stoikisme: Seni Hidup Tenang untuk Mengatasi Tantangan Gen Z di Era Digital

4 November 2024   22:00 Diperbarui: 9 November 2024   18:48 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang Cocok untuk Belajar Stoikisme?

Stoikisme cocok untuk siapa saja, terutama bagi mereka yang ingin hidup dengan lebih damai dan bijaksana.  Namun, bagi Gen Z yang sering kali menghadapi tekanan tinggi, filosofi ini bisa menjadi alat yang sangat berguna untuk menghadapi tantangan hidup. Tidak ada batasan khusus untuk mempelajari stoikisme, siapa pun bisa mulai dengan prinsip-prinsip dasar dan menerapkannya sedikit demi sedikit dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana Cara Mengimplementasikan Stoikisme dalam Kehidupan Sehari-hari?

Berikut adalah beberapa cara praktis untuk mengimplementasikan stoikisme dalam kehidupan Gen Z:

  1. Fokus pada Hal yang Bisa Dikontrol. Prinsip utama stoikisme adalah membedakan hal-hal yang bisa kita kendalikan dan yang tidak bisa kita kendalikan. Sebagai contoh, jika Gen Z menghadapi komentar negatif di media sosial, mereka tidak bisa mengontrol apa yang orang lain pikirkan atau katakan, tetapi kita bisa fokus pada bagaimana kita bereaksi terhadap situasi tersebut dengan bijaksana. Menurut stoikisme, dengan hanya fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan, kita bisa mengurangi stres dan kecemasan.
  2. Terima Kenyataan dengan Lapang Dada. Stoikisme mengajarkan kita untuk menerima kenyataan, terutama hal-hal yang berada di luar kendali kita. Misalnya, ketika Gen Z gagal dalam studi atau tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, mereka bisa melihat kegagalan ini sebagai kesempatan belajar. Filosofi ini mendorong kita untuk tidak larut dalam penyesalan, tetapi fokus pada usaha untuk bangkit dan belajar dari pengalaman.
  3. Latih Diri untuk Tenang dan Sabar. Di dunia yang serba cepat, bersikap tenang adalah kunci untuk menghindari stres. Marcus Aurelius menyatakan, bahwa kita harus menghindari reaksi yang gegabah dan mempertimbangkan tindakan kita dengan bijaksana. Misalnya, saat ada konflik atau ketegangan, stoikisme mengajarkan kita untuk berhenti sejenak dan berpikir sebelum bertindak.
  4. Praktik Refleksi Diri. Refleksi diri adalah latihan stoik yang penting untuk mengembangkan ketenangan dan kebijaksanaan. Filsuf Stoik, Marcus Aurelius, merekomendasikan untuk melakukan refleksi diri setiap hari dengan cara menulis jurnal atau sekedar merenungkan kejadian sehari-hari. Meluangkan waktu sejenak untuk mengevaluasi diri, merenungkan apa yang sudah kita lakukan, dan memikirkan apa yang bisa diperbaiki. Dapat membantu Gen Z menjadi lebih bijaksana dan terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik untuk dimasa mendatang.
  5. Mensyukuri Hidup di Saat Ini. Salah satu ajaran penting stoikisme adalah menikmati saat ini dan tidak terlalu terjebak dalam penyesalan masa lalu atau kekhawatiran tentang masa depan. Stoikisme mengingatkan kita untuk fokus pada hal-hal yang ada di depan kita dan mensyukuri apa yang kita miliki saat ini

Stoikisme adalah filosofi hidup yang relevan bagi Gen Z yang dimana sering dihadapkan pada tekanan sosial dan mental di era serba cepat ini. Filosofi ini bukan hanya tentang menekan emosi, melainkan mengelola emosi dengan bijaksana untuk mencapai ketenangan batin di tengah dunia yang penuh tantangan. Tidak perlu menjadi seorang filsuf untuk memahami stoikisme, cukup mulai dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip, seperti fokus pada hal yang bisa dikontrol, menerima kenyataan dengan lapang dada, melatih kesabaran, refleksi diri, dan mensyukuri hidup saat ini. Implementasi stoikisme yang tepat bisa membawa kita pada kehidupan yang lebih damai dan seimbang. Mulailah perlahan, latih diri untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kontrol, dan rasakan perbedaannya. Dengan begitu, kita bisa menghadapi dunia modern yang penuh tantangan ini dengan lebih bijak dan penuh kendali.

Referensi

  • American Psychological Association. "Stress in America: Generation Z." APA, 2018.
  • Aurelius, Marcus. Meditations. Translated by Gregory Hays, Modern Library, 2002.
  • Holiday, Ryan. The Daily Stoic: 366 Meditations on Wisdom, Perseverance, and the Art of Living. Portfolio, 2016.

Shafira Salsabila, Kompasianer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun