Mohon tunggu...
Shafira Salsabila
Shafira Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Bachelor of Communication Science

Salah satu hal yang membuatku berani untuk mengekspresikan diri yakni dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Stoikisme: Seni Hidup Tenang untuk Mengatasi Tantangan Gen Z di Era Digital

4 November 2024   22:00 Diperbarui: 9 November 2024   18:48 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa tahun terakhir, stoikisme menjadi salah satu filosofi yang kembali populer, terutama di kalangan Gen Z. Filosofi ini dianggap bisa membantu mengatasi stres, kecemasan, dan tekanan sosial yang kian meningkat di era digital yang serba cepat ini. Di artikel ini, kita akan membahas bagaimana prinsip stoikisme bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk mengatasi tantangan yang sering dialami Gen Z.

Apa Itu Stoikisme?

Stoikisme adalah filosofi hidup yang lahir di Yunani pada abad ke-3 SM oleh Zeno dari Citium yang dipopulerkan oleh filsuf seperti Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius. Prinsip dasar filosofi ini adalah mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali kita dan menerima hal-hal yang di luar kendali kita dengan lapang dada. Dalam kata lain, stoikisme mengajarkan ketenangan, pengendalian diri, dan kebijaksanaan dalam menghadapi segala situasi, baik itu menyenangkan maupun menantang.

Di era digital ini, filosofi ini kembali relevan karena semakin banyak orang yang mencari cara untuk mengelola emosi dan tekanan hidup. Ryan Holiday, penulis buku The Daily Stoic, menganggap bahwa stoikisme adalah alat untuk membantu kita menghadapi dunia yang serba cepat dengan ketenangan dan kejernihan pikiran.

Mengapa Stoikisme Penting bagi Gen Z?

Generasi Z, atau mereka yang lahir sekitar tahun 1997 hingga 2012, adalah generasi yang tumbuh di tengah perkembangan pesat teknologi digital. Menurut laporan Stress in America oleh American Psychological Association, Gen Z adalah generasi yang paling rentan terhadap kecemasan dan depresi, terutama akibat pengaruh media sosial dan tekanan sosial yang tinggi. Di media sosial, Gen Z sering melihat kehidupan "sempurna" yang dibagikan oleh orang lain, yang kadang membuat mereka merasa tidak cukup baik.

Stoikisme bisa membantu mereka mengelola perasaan ini dengan mengajarkan cara untuk memusatkan perhatian pada hal-hal yang dapat mereka kendalikan dan melepaskan diri dari tekanan eksternal. Prinsip ini sangat relevan bagi Gen Z yang sering terjebak dalam perbandingan sosial dan kekhawatiran yang berlebihan.

Kapan Stoikisme Dapat Diterapkan?

Stoikisme bisa diterapkan kapan saja, terutama dalam situasi yang menimbulkan stres atau situasi sulit yang memancing emosi negatif. Misalnya, saat Gen Z merasa cemas karena melihat keberhasilan teman-temannya di media sosial atau ketika mereka menghadapi kegagalan dalam studi atau karier. Filsuf stoik seperti Epictetus mengajarkan bahwa kita harus menerima hal-hal yang berada di luar kendali kita dan tidak membiarkannya mengganggu ketenangan batin kita.

Dimana Gen Z Bisa Menerapkan Stoikisme?

Dalam kehidupan sehari-hari, stoikisme dapat diterapkan di mana saja, seperti di rumah, sekolah, tempat kerja, atau bahkan di media sosial. Misalnya, ketika melihat teman yang selalu terlihat sukses di media sosial, kita bisa melatih diri untuk tidak membandingkan hidup kita dengan orang lain. Sebaliknya, kita bisa fokus pada pencapaian pribadi dan kebahagiaan yang autentik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun