Sampai saat ini aku masih belum bisa mengubah semuanya, apa itu kebahagiaan? Apa itu cinta? Apa itu kasih sayang? Apa arti dari semua kehidupan ini? Masih banyak pertanyaan dan misteri di dalam diriku yang belum terungkap. Aku pernah sehangat sinar matahari pagi sampai menjadi sedingin senja sore, semua itu terjadi begitu saja, aku lalui semua itu dengan segenap jiwa setegar hati, dan sesabar mungkin, dan semua itu berawal sekitar 2 tahun yang lalu masa dimana aku kuliah, tentang bagaimana semua itu bisa terjadi dan yang membuat aku menjadi seperti ini.
Hari itu adalah hari pengumuman kelulusan apakah aku lolos di perguruan tinggi? Setiap hari aku berlatih semaksimal mungkin agar bisa lulus ujian dan masuk perguruan tinggi, sampai tiba di hari pengumuman dimana aku mulai berkaca-kaca membaca hasil di internet, di beritahukan bahwa "Nagaki Baji dinyatakan lulus ke perguruan tinggi di Universitas "Toboku Sensagai Osanami", aku begitu sangat senang sampai tidak bisa menahan air mata yang mengalir.Â
Tapi disisi lain aku bingung karena aku hidup sendirian dan Pamanku selama ini yang membiayai aku, aku tidak tega jika harus di biayai lagi oleh paman, disisi lain aku juga ingin kuliah. Oleh karena itu aku putuskan sebisa mungkin agar kuliah dengan biaya sendiri dan mencari alternaif lain dengan kerja paruh waktu.
Kehidupanku tidak seindah orang lain, dimana keluarga yang masih lengkap, dan mendapatkan kasih sayang penuh dari orangtuanya, masa hidupku kelam dipenuhi kekerasan dan pertumpahan darah, bahkan aku harus menyaksikan kedua orangtua aku dibunuh tepat di depan mataku sendiri, sungguh kenyataan yang sangat pahit, akupun bertekad akan tumbuh menjadi orang yang kuat, dan mengakhiri pertumpahan darah yang telah merenggut orang-orang tercinta di sisiku.Â
Kami hidup di kalangan sosial bawah dimana kekerasan, dan kejahatan merebah di daerah kami, geng kriminal lah yang mendominasi populasi ini, Keluargaku adalah keturunan geng kriminal Taiji yang mana dulu pemimpinnya adalah Ayahku sendiri, dan sekarang Pamanku Siroi yang mengambil alih kepemimpinan.Â
Aku berbeda dengan keluargaku dimana aku tidak menyukai kekerasan, aku hanya ingin mengakhiri pertupahan darah ini, menciptakan lingkungan yang nyaman dan menghapus kasta sosial di Negara Yamnai ini. Aku ingin menjadi pepimpin yang akan merubah segalanya dan mencapai puncak. Oleh karena itu lolos Universitas adalah jalan bagiku, harapan yang cerah untuk masa depanku.
Aku bercerita kepada Paman tentang keinginanku masuk perguruan tinggi, meski pada awalnya paman menolak karena aku selanjutnya adalah penerus Taiji, tapi aku berusaha meyakinkan bahwa seorang pemimpin bukanlah mereka yang dapat mengalahkan seribu lawan, dan membantai seluruh klan, akan tetapi seseorang yang bisa menyatukan perbedaan, dan dapat menghentikan pertumpahan darah. Negri ini sudah sangat kacau balau kita sebagai kelas paling bawah begitu menderita, mereka kelas atas hidup mewah, aman, tentram dan bisa merasakan kebahagiaan, tidak seperti kita untuk mendapatkan uang saja harus bersaing bahkan sampai membunuh.
Seketika Pamanku terdiam, dan tanpa berkata-kata lagih ia membantu aku menyiapkan perlenngkapan untuk aku hidup di Kota Osanami, yaitu dimana di sana merupakan orang-orang sosial kelas atas, dan tindak kriminal sangat jarang disana. Sebelum aku pergi pamanku memberikan sejumlah uang untuk bekal aku disana, dan beliau berpesan agar jangan melakukan tindak kekerasan disana, karena bagaimanapun juga disana terdapat hukum dan aturan, tidak seperti disini semuanya berlaku bebas. Akupun membalas dengan senyuman sambil berkata suatu saat nanti tidak hanya Osanami saja yang bisa hidup aman dan tentram, tapi Kaggoku juga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H