Mohon tunggu...
Shevi Nurbaeti
Shevi Nurbaeti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jambi

Menulis, Mecoba Hal Baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinasti Politik, Penghapus Nilai Demokrasi di Era saat ini

11 Juni 2024   00:21 Diperbarui: 11 Juni 2024   00:21 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering di anggap sebagai sistem pemerintahan terbuka yang menawarkan keadilan, keterbukaan, dan kesempatan bagi semua warganya. Namun, fenomena dinasti politik akan mengancam prinsip-prinsip dasar demokrasi dengan kekuatan  keluarga tertentu dan menghalangi calon pemimpin yang tidak memiliki latar belakang politik yang kuat untuk mendapatkan peluang.

Dinasti politik adalah istilah yang mengacu pada praktik dimana kekuasaan politik dipegang oleh satu keluarga selama beberapa generasi, dengan anggota keluarga tersebut seringkali menduduki posisi penting dalam partai politik atau pemerintahan, menciptakan moonopoli kekuasaan yang sulit ditembus oleh orang lain.

Tidak seperti demokrasi yang mengutamakan pemerataan kekuasaan, dinasti politik cenderung memusatkan kekuasaan pada satu keluarga. Ini dapat menyebabkan korupsi dan nepotisme karena kepentingan keluarga lebih sering memengaruhi keputusan politik daripada kepentingan publik. Juga mengurangi peluang bagi individu berbakat tanpa hubungan politik. Ini menghambat inovasi dan regenerasi politik karena kepemimpinan pemerintah cenderung tetap stagnan, menghalangi masuknya konsep baru dan cara baru. Kepercayaan publik terhadap sistem politik dapat rusak jika ada dinasti politik. Orang awam mungkin percaya bahwa proses politik tidak adil dan hanya menguntungkan kelompok elit tertentu. Akibatnya, mereka mungkin kurang terlibat dalam proses demokrasi.

Dinasti politik adalah masalah besar di banyak negara, termasuk Indonesia. Misalnya, keluarga Marcos dan Aquino telah menguasai politik Filipina selama beberapa dekade. Di Indonesia, keluarga Ratu Atut di Banten dan masih banyak contoh oknum lainya yang melakukan dinasti politik untuk memperoleh tujuan atau keinginan tertentu bagi mereka.

Keluarga-keluarga yang menguasai dunia politik biasanya juga super kaya, jadi mereka bisa menguasai kampanye politik, membanjiri media dengan iklan, dan mempengaruhi liputan berita. Akibatnya, calon dari keluarga politik ternama lebih mudah mencuri perhatian publik dibandingkan dengan calon independen, meskipun calon independen mungkin memiliki ide-ide baru nan brilian tapi kekurangan dana.

Calon independen sering kali kesulitan bersaing dengan dinasti politik karena mereka terbatas dalam hal sumber daya dan jaringan politik yang kurang efektif. Hal ini tidak hanya membuat arena politik kurang kompetitif, tetapi juga menghalangi calon-calon baru yang kompeten untuk masuk ke dalam permainan.

Pemimpin-pemimpin dari dinasti politik seringkali lebih mementingkan kepentingan pribadi dan keluarga mereka dalam membuat kebijakan. Hal ini bisa menyebabkan kebijakan yang tidak adil bagi masyarakat, karena lebih difokuskan pada mempertahankan kekuasaan dan keuntungan pribadi.

Saat ini, belum ada solusi hukum yang jelas untuk mengatasi masalah dinasti politik, karena aturan yang terlalu ketat bisa dianggap melanggar hak demokrasi. Namun, beberapa langkah bisa diambil untuk mengurangi dampak negatifnya. Salah satunya adalah dengan meningkatkan pendidikan politik masyarakat, sehingga mereka lebih sadar dan bisa memilih dengan bijak.

Partai politik juga harus lebih transparan dan demokratis dalam memilih calon. Mereka harus memprioritaskan kemampuan dan prestasi, bukan hubungan keluarga. Selain itu, perlu adanya pengawasan yang lebih ketat dan transparansi dalam pemerintahan dan proses pemilihan umum, agar bisa mengurangi potensi penyalahgunaan kekuasaan oleh dinasti politik.

Media memiliki peran penting dalam mengawasi dan melaporkan kegiatan politik. Media yang bebas dan independen bisa membantu masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan mengekspos praktik-praktik dinasti politik yang merugikan.

Dengan demikian, pendekatan seperti ini bisa membantu mengurangi pengaruh dinasti politik dan membuat politik lebih adil dan terbuka untuk semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun