Mohon tunggu...
Shevinda Azkia
Shevinda Azkia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

i love u in every universe - stephen strange

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa itu Empati dalam Komunikasi: Fondasi Hubungan yang Harmonis

6 Januari 2025   21:50 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:50 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Empati dalam komunikasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh orang lain pada suatu situasi, dengan melihat dari sudut pandang dan perspektif mereka.

Kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan serta perspektif orang lain dapat menciptakan kedekatan yang lebih dalam. Komunikasi empatik, yang melibatkan keberlanjutan dalam menciptakan pengertian dan dukungan, dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk menjalin saling pengertian antara dua pihak. Menerapkan strategi komunikasi yang empati melibatkan tindakan seperti memahami dan merasakan perasaan serta sudut pandang orang lain, menunjukkan empati dan pengertian terhadap situasi dan kebutuhan orang lain, serta memberikan dukungan dan semangat dengan tulus. Dampaknya dapat menciptakan hubungan komunikasi yang penuh kehangatan dan perhatian, menunjukkan kepekaan terhadap perasaan dan kebutuhan individu lainnya.

Stephen R. Covey mengutip kemampuan mendengarkan sebagai bagian dari tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif, dalamnya yang ia sebut: 'Seek First to Understand, Then to Be Understood'. Dalam kebiasaan ini, ia menekankan keutamaan pendengar: memahami orang lain terlebih dahulu sebelum menarik kembali perhatian mereka. Covey memperkirakan model ini dengan istilah "komunikasi empatik", memberitahu bahwa kita berorientasi dengan mendengarkan selain membuka diri, sehingga membangun diri. Dengan mendengarkan dan mengerti orang lain terlebih dahulu, kita merasa lebih nyaman mekanisasi kolaborasi atau hubungan kerja.

Sebagai contoh, pada pembentukan kerja sama tim, saling memahami dan menghargai keberadaan anggota tim sangat penting. Empati menumbuhkan rasa hormat atau pangkat, yang membentuk kepercayaan faktor kunci dalam jalinan tim yang tegas. Karena itu, sebelum menyampaikan pesan atau menciptakan komunikasi, kita harus memahami dengan empati penerima pesan. Jadi pesan yang disampaikan lebih baik akan diterima tanpa hambatan psikologis atau penolakan.

Dalam momen ini pula empati melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dan menerima masukan atau kritik. Kita seringkali merasa tidak nyaman hanya karena harus menerima saran, apalagi kritik. Kita harus memahami bahwa komunikasi adalah aliran dua arah. Multi directional communication tidak akan efektif tanpa umpan balik. Oleh karena itu, untuk proses komunikasi adalah mungkin bahwa pesan benar-benar sampai ke penerima dan bahwa mudah diketahui, kita harus sangat mengembangkan kemampuan kita untuk mendengar dan menangkap umpan balik.

Komunikasi empatik adalah komunikasi yang menunjukkan adanya saling pengertian antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi ini menciptakan interaksi yang membuat satu pihak memahami sudut pandang pihak lainnya. Agar komunikasi empatik tercipta, maka komunikator harus memperlihatkan:

1. Ketertarikan terhadap sudut pandang komunikan. 

Sikap ini akan mendorong komunikan untuk lebih terbuka.

2. Sikap sabar untuk tidak memotong pembicaraan. 

Banyak informasi yang didapat jika komunikator bersabar untuk memeroleh penjelasan detail dari sudut pandang komunikan. Jika informasi yang diperoleh telah cukup dan komunikan hanya berputar-putar menjelaskan hal yang sama, maka komunikator perlu menyampaikan kembali pengertian yang telah didapatnya dan menarik perhatian komunikan pada masalah berikutnya.

3. Sikap tenang, meskipun menangkap ungkapan emosi yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun