Semarang, 16 Desember 2024 - Sekelompok mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang telah berhasil mempresentasikan hasil kerja mereka kepada mitra dari Puskesmas Candilama. Presentasi ini, yang berlangsung pada tanggal 16 Desember 2024, berfokus pada teknologi machine learning yang dikembangkan untuk mendeteksi diabetes dengan menggunakan algoritma Random Forest.
Acara presentasi tersebut diadakan di Puskesmas Candilama, yang berlokasi di  Jl. Dr. Wahidin No.22, Jomblang, Kec. Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Tim mahasiswa, yang terdiri dari beberapa mahasiswa ini memaparkan bagaimana pengembangan teknologi ini mampu membatu tenaga medis dan orang awam dalam mendeteksi diabetes lebih awal. Dalam presentasinya, para mahasiswa menjelaskan bahwa algoritma yang mereka gunakan, Random Forest, mampu menganalisis berbagai faktor risiko diabetes dengan lebih efektif, yakni hanya dengan mengisi jumlah kehamilan yang pernah dilalui (untuk kasus pasien wanita), glucose, tekanan darah, ketebalan kulit, insulin, BMI, diabetes pedigree (silsilah keluarga yang memiliki diabetes), dan umur.
Dalam presentasinya, para mahasiswa menjelaskan bahwa algoritma Random Forest yang mereka gunakan mampu menganalisis berbagai penderita diabetes dengan lebih efektif. Selain memaparkan cara kerja algoritma Random Forest, para mahasiswa juga mendemonstrasikan aplikasi yang telah mereka kembangkan untuk memudahkan tenaga medis dalam menginput data pasien dan mendapatkan hasil prediksi diabetes secara cepat. Aplikasi ini tentunya juga dapat digunakan oleh khalayak umum, karena aplikasi ini dirancang dengan antarmuka yang user-friendly, sehingga mudah digunakan tanpa memerlukan pelatihan khusus.
Teknologi ini diharapkan dapat menjadi alat yang berguna bagi para tenaga medis di Puskesmas untuk melakukan diagnosis dini. Inovasi ini tentunya disambut dengan baik oleh salah satu tenaga medis di Puskesmas Candilama, yaitu dr. Iga Choiriyah yang memberi saran bahwa teknologi ini tidak boleh ditelan mentah-mentah oleh pengguna yang awam. Â "Tentunya ada langkah selanjutnya yang harus dilakukan, yakni konsultasi lebih lanjut ke tenaga medis untuk dilakukan pengecekan lebih mendalam, karena teknologi yang dibuat ini hanya digunakan sebagai diagnosis dini bagi orang awam," ujarnya.Â
Hal ini disebabkan karena teknologi apa pun yang dibuat pasti memiliki kekurangan. Namun, mahasiswa Teknik Informatika ini telah menunjukkan kreativitas dan dedikasi mereka dalam pembuatan teknologi ini . Beliau juga memberikan beberapa kritik dan saran tambahan kepada para mahasiswa untuk lebih menyempurnakan teknologi yang mereka buat tersebut. "Teknologi seperti ini sangat potensial untuk membantu kami para tenaga medis dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat" ujar dr. Iga Choiriyah.
Presentasi ini merupakan bagian dari kerja sama antara Universitas Negeri Semarang dan Puskesmas Candilama dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui penerapan teknologi terbaru.  Keberhasilan presentasi ini membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut dari teknologi machine learning dalam bidang kesehatan. Ke depannya, teknologi seperti ini diharapkan dapat terus berlanjut untuk dilakukan pengembangan dan menghasilkan berbagai inovasi lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan tingkat deteksi dini diabetes di kalangan masyarakat dapat meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H