Mohon tunggu...
Inovasi

Mengenal Data Driven Journalism

17 Juni 2016   11:39 Diperbarui: 17 Juni 2016   11:51 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurnalis ditantang untuk menjadi seseorang yang cepat tanggap dalam mencari berita. Mungkin bagi mereka yang menyukai tantangan dalam bekerja, menjadi seorang jurnalis adalah jawabannya. Dalam mencari sebuah berita, tentu jurnalis harus mengumpulkan beberapa fakta di lapangan. Fakta yang dikumpulkan tersebut kemudian disusun sedemikian rupa untuk membentuk sebuah berita yang siap dibagikan ke masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya, seorang jurnalis tidak boleh sembarangan dalam memberitakan. Mereka tetap harus mematuhi beberapa peraturan dan regulasi ketika membuat sebuah berita. Salah satu peraturan yang ada di dalam dunia jurnalisme, seperti UU Pers No. 40 dan Hukum Kode Etik Jurnalistik. Setiap jurnalis harus tahu dan paham akan peraturan tersebut guna untuk mengurangi adanya kebohongan di dalam berita. Ketika mereka menjalankan peraturan tersebut, maka berita yang didapat sudah dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam mencari sumber atau fakta, tentu saja jurnalis akan mendatangi lebih dari 2 narasumber untuk kelengkapan datanya. Semakin banyak fakta yang ia temukan, maka kebenaran dari sebuah berita akan semakin valid. Lalu, apa hubungannya dengan data driven journalism ? Mungkin banyak yang belum mengetahui apa itu data driven journalism. Dijelaskan oleh Mirko Lorenz mengenai data driven journalism adalah di mana data di analisis, di visualisasikan hingga kemudian diceritakan atau yang pada akhirnya dibagikan kepada masyarakat. 

Secara singkat, data driven journalism adalah proses di mana seorang jurnalis mengolah fakta tidak hanya berdasarkan 1 narasumber saja, melainkan dari beberapa narasumber yang ia temui. Data yang terkumpul tersebut kemudian akan disusun menjadi sebuah berita. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa semakin banyak fakta yang ia temukan, maka kebenaran dari sebuah berita akan semakin valid. Tidak menutup kemungkinan jika ada seorang jurnalis yang hanya mengulik informasi dari 1 orang narasumber yang menurutnya kredibel dalam memberikan informasi. Namun yang ditekankan di dalam data driven journalism ini adalah ketika mereka mengambil banyak data dari beberapa narasumber terhadap satu isu. 

Data driven journalism ini berhubungan dengan data statistik, karena memang sumbernya yang banyak. Untuk contohnya saja, ketika jrunalis mencari data mengenai pembunuhan anak-anak di suatu daerah. Jurnalis akan mengumpulkan data di masyarakat mengenai kasus pembunuhan anak-anak di daerah tersebut yang mungkin pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Dari data tersebut kemudian dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2000 telah terjadi 23 kasus pembunuhan anak-anak. Data ini kemudian dapat menjadi data tambahan yang luar biasa bagi masyarakat, karena secara tidak langsung masyarakat menjadi tahu bahwa pernah ada 23 kasus pembunuhan anak-anak di daerah tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Lorenz, data tersebut kemudian di analisis, mungkin bisa diambil dari penyebab pembunuhan anak-anak tersebut dapat terjadi. Ketika data sudah lengkap dan padat, barulah akhirnya data tersebut dapat diberitakan ke masyarakat.

Data driven journalism memang membutuhkan waktu yang agak lama karena mengumpulkan data dari beberapa narasumber meskipun tidak terlalu mendalam. Terkadang, proses mencari narasumber ini yang dapat menghambat kinerja jurnalis dalam mengumpulkan dan mengolah sebuah data untuk diberitakan kepada masyarakat. Namun, ketika data driven journalism diaplikasikan, maka data yang sudah ditemukan ini dapat membantu dalam penyampaian informasi ke masayrakat. Terlebih lagi, media massa merupakan sumber informasi bagi masyarakat dan media harus memberitakan informasi atau berita terbaru untuk membantu masyarakat dalam menjalani kehidupannya saat itu juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun