Jurnalisme online akhir-akhir ini sudah semakin ahli dalam mencuri perhatian masyarakat. Bagaimana tidak, informasi yang disampaikan oleh jurnalis online sudah bisa dinikmati dengan membuka portal berita media online tertentu. Kecepatan informasi menjadi salah satu kunci keunggulan jurnalis online jika dibandingkan dengan jurnalis cetak ataupun jurnalis yang bergerak di media penyiaran.Â
Meskipun memang, dalam membaca berita online, masyarakat harus jeli dan tidak hanya memperoleh informasi dari 1 sumber berita online saja. Sebab, untuk mendapatkan berita yang cepat belum tentu diikuti dengan berita yang aktual pula. Salah satu keunggulan jurnalis online lainnya ialah karena bisa diakses di mana saja (mobile).
Berjalan seiring dengan perkembangan teknologi yang memang membantu kehidupan manusia, jurnalis online juga memperbaharui portal berita miliknya. Berita online tidak lagi hanya berupa teks berita yang diakses melalui jaringan web. Konvergensi media membantu berita online untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pembacanya.Â
Sekarang ini, web tersebut sudah berisi teks berita, beserta audio dan juga video. Hal ini sungguh berbeda dengan model bisnis untuk surat kabar, di mana masyarakat seperti di perangkap. Artinya, masyarakat kesulitan untuk mendapatkan informasi yang lebih luas mengenai dunia luar karena dibatasi oleh garis-garis negara dan juga bahasa nasional. Melalui berita online ini, mereka mendapatkan informasi lebih secara lebih cepat dan juga lebih murah.
"Hard News" di dalam jurnalisme online berbeda dengan "Hard News" tradisional. Dalam jurnalisme online, mereka mengartikan hard news bisa menjadi lebih besar. Ini dikarenakan mereka memberitakannya secara utuh dari semua sisi, berita tersebut berlanjut selama seminggu atau sebulan, dan menjangkau semua aspek.Â
Lalu, bagaimana proses kerja jurnalisme online ?
Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh jurnalis, dalam hal ini adalah jurnalis online, seperti : gathering (mengumpulkan), yaitu proses mencari berita, observasi, dan mengumpulkan berita. Selanjutnya ialah select (memilih), yaitu memilih, menyortir, dan membuang bagian-bagian yang mungkin tidak dibutuhkan dalam berita online.Â
Ini adalah proses pemilihan berita atau data yang cocok untuk dituliskan di dalam berita online. Jika dirasa tidak cocok, maka data yang tidak penting bisa dibuang. Lalu ada tahap produce (memproduksi) yaitu tahap berita yang sudah dipilih tadi kemudian diproduksi, di edit agar layak untuk ditampilkan. Tahap selanjutnya ialah distribute (mendistribusikan).
 Berita yang sudah selesai diproduksi akan segera di upload di media online agar segera bisa dinikmati oleh masyarakat. Tahap yang terakhir ialah interpret (menafsirkan), ini adalah tahap di mana jurnalis melihat bagaimana pembaca menafsirkan berita tersebut. Analisis atau komentar seperti apa yang keluar ketika mereka selesai membaca berita tersebut.
Sebenarnya, hal-hal di atas sama dengan jurnalis pada umumnya. Namun yang membedakan ialah jurnalis online harus mampu memproduksi media digital untuk dimasukkan ke dalam web, karena memang lingkup kerja mereka ialah website. Mereka juga harus mampu menjalankan aplikasi-aplikasi online.
Medium yang digunakan untuk jurnalis dalam membuat sebuah berita ialah : fotografi, audio (shooting dan editing), video (shooting dan editing), infografik dan peta, animasi, dan teks. Mereka juga harus mampu dalam menjalankan program komputer dan desain informasi untuk menunjang berita di dalam web.