Mohon tunggu...
Shesar
Shesar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemuja Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Video Game Bukan (Cuma) Untuk Anak-Anak

2 Desember 2012   01:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:20 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masih ingatkah gamers dengan kejadian beberapa anak SD dan SMP yang adu gulat dengan temannya karena meniru gerakan di Smackdown? Kejadian yang menyebabkan beberapa anak cedera itu menyebabkan banyak orang tua protes dan meminta agar segala hal berbau pertunjukan gulat tersebut dihilangkan, mulai dari acara TV (yang sejatinya ditayangkan cukup larut, pukul 23:00 WIB) sampai game bertema serupa. Imbasnya mau tak mau, suka tak suka, video game mendapat satu lagi cap buruk dari orang tua, selain pandangan negatif sebagai penyita waktu belajar anak. Salah video game kah? Tidak sepenuhnya. Konten game Smackdown memang banyak mengandung tema kekerasan yang tidak bisa dibantah akan punya pengaruh pada perilaku anak yang memainkannya, tapi sebetulnya setiap game yang akan dirilis ke pasar harus menjalani proses pemberian rating terlebih dahulu. Hal serupa juga dilakukan pada film, acara televisi, dan komik. Pernah kan kamu melihat poster film dengan peringatan bahwa film tersebut hanya boleh ditonton orang usia tertentu? Atau juga pada sudut layar TV tiap acara bertuliskan SU (Semua Umur), BO (Bimbingan Orangtua), dan D (Dewasa)?

Lembaga Rating Game Dunia

Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, game pun punya sistem rating tersendiri. Ada dua lembaga besar dalam industri game yang bertugas untuk menentukan rating sebuah game: Computer Entertainment Rating Organization (CERO) yang berbasis di Jepang dan Entertainment Software Rating Board (ESRB) dengan basisnya di USA. Menariknya, keduanya merupakan lembaga nirlaba dan sama-sama terbentuk pada tahun 2002. Tujuan dua lembaga ini kurang lebih sama: untuk menyajikan panduan informasi kepada orang tua sehingga bisa memilihkan game dengan konten yang sesuai dengan usia anak. Sedikit penjelasan mengenai sistem rating dua lembaga ini. Klasifikasi rating ESRB: Rating Deskripsi Early Childhood (eC) Kontennya cocok untuk anak-anak Everyone (E) Untuk semua umur Everyone 10+ (E 10+) Untuk usia 10 tahun ke atas Teen (T) Untuk usia 13 tahun ke atas, mengandung kekerasan, darah, humor, dan bahasa kasar Mature (M) Untuk usia 17 tahun ke atas, mengandung lebih banyak konten kekerasan, darah, seks, dan bahasa kasar Adult Only (AO) Untuk usia 18 tahun ke atas, mengandung lebih banyak lagi konten kekerasan, darah, seks, juga judi dengan mata uang asli Sedangkan CERO memiliki sistem rating sebagai berikut: Rating Deskripsi A Untuk semua umur B Untuk usia 12 tahun ke atas C Untuk usia 15 tahun ke atas D Untuk usia 17 tahun ke atas Z Untuk usia 18 tahun ke atas, dan dilarang untuk dijual pada pembeli di bawah umur tersebut

Rating di Indonesia

Di Indonesia sendiri perihal rating game ini belum terlalu banyak diperhatikan dan dipedulikan oleh orang tua, penjual, dan pemilik penyewaan video game. Sering penulis lihat orang tua yang dengan enteng membelikan anaknya game Grand Theft Auto yang kontennya kental sekali dengan unsur kekerasan, darah, bahasa kasar, dan seks. Padahal usia anaknya masih jauh dari 18 tahun. Hal serupa pun bisa dilihat di tempat-tempat penyewaan game, di mana anak-anak kecil asik memainkan game yang kurang sesuai untuk usianya. Sebetulnya berbagai game yang beredar di Indonesia sudah memiliki rating yang tercantum pada tiap kemasannya. Namun karena yang beredar kebanyakan adalah game bajakan, maka ratingnya pun banyak yang tidak akurat alias ngawur, suka-suka pembajaknya. Lalu bagaimana caranya untuk teliti soal rating? Kamu bisa mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai rating sebuah game di website ESRB atau CERO. Cukup dengan memasukkan judul game yang ingin kamu ketahui rating-nya, dan informasinya akan ditampilkan. Dengan adanya pemberian rating tersebut, diharapkan orang tua akan lebih selektif dalam memilihkangame untuk anaknya. Jadi, mari ketahui dan pahami sistem rating game, pilih game sesuai usia, dan mulailah bermain video game dengan sehat. Catatan : Tulisan ini diposting ulang dari Segitiga.net dari penulis yang sama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun