Liburan akhir tahun agaknya sesuatu yang sangat dinanti orang-orang di samping libur Lebaran. Banyak yang bisa dilakukan pada liburan akhir tahun, mulai dari sekedar berkumpul dengan keluarga di rumah (terutama bagi yang merantau dan sudah lama tidak pulang), nostalgia dengan kawan lama, merayakan natal beramai-ramai dengan keluarga besar, dan tentunya waktu yang tepat untuk bepergian bagi mereka yang sudah kebelet ingin melancong. Saya sendiri memilih yang terakhir, maklum semasa kuliah sibuk dengan urusan kampus dan keuangan juga minta orangtua segan kempis tak mau. Pilihan saya bepergian? Menengok promosi di Wonderful Indonesia destinasi paling menggoda saya adalah Komodo dan Raja Ampat. Namun sayang, buat saya sekarang Komodo terlalu jauh dan mahal, Raja Ampat apalagi, jadi dua paling favorit itu perlu disimpan dulu di kantong. Pilihan paling realistis tapi kualitasnya tak kalah bagi saya ada di Pantai Timang. [caption id="" align="alignleft" width="600" caption="The Beach und The Rock (poto : travel.detik.com)"][/caption] Kalau belum pernah mendengar nama pantai tersebut, wajarlah. Pantai Timang memang belum menjadi daerah tujuan wisata yang ramai seperti Komodo, Raja Ampat, ataupun saudara dekatnya Gua Pindul. Ya, Pantai Timang memang bertetangga dengan Gua Pindul karena berlokasi di Gunung Kidul. Hanya saja lokasinya memang masih tersembunyi. Beberapa orang yang pernah ke sana bilang bahwa jalan menuju ke sana hanya bisa dilalui oleh sepeda moto, mobil offroad, dan tentu saja jalan kaki. Bahkan Pantai Timang bagi saya belum bisa dibilang daerah tujuan wisata karena infrastrukturnya belum dibangun, singkatnya masih alami seperti nyaris tak terjamah peradaban wisatawan. Lalu apa yang menarik di sana? Di Pantai Timang ada satu lokasi berkarang yang di seberangnya terdapat pulau kecil bernama Pulau Panjang. Di pulau tersebut berkumpul banyak lobster yang nilai jualnya tinggi. Jadilah banyak penduduk yang tertarik untuk pergi ke seberang untuk memancin lobster. Hanya saja untuk mencapai pulau tersebut sangatlah susah dan menantang nyawa karena ombak laut selatan sangat ganas dan pula banyak gugusan karang yang diam tapi hawanya siap menerkam benda apapun yang menabraknya. Konon, dulu ada seorang nelayan yang teramat pemberani pergi ke Pulau Panjang dengan kapalnya, menantang ombak dan karang yang ganasnya bukan bohongan. Sesampai di sana nelayan pemberani tersebut memasang pasak dan tiang lalu memberinya tali tambang dan menghubungkannya ke Pantai Timang.. Dia juga kemudian memberi sebuah yang kursi yang digantungkan di tali tersebut, sehingga orang yang ingin memancing lobster di Pulau Panjang bisa menyeberang menggunakan kursi gantung tersebut. No pain no gain, resiko yang ditanggung untuk bisa sampai ke Pulau Panjang pun bukan main-main. Salah sedikit atau sedang sial, bisa-bisa terjatuh ke laut dan diterkam ombak dan batu karang yang ganas. [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Lihat ombaknya, menggoda si penyuka tantangan... (poto : trackpacking.com)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H