Mohon tunggu...
Shesar
Shesar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemuja Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menggantung Nyawa di Pantai Timang

21 November 2012   14:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:55 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Beach und The Rock (poto : travel.detik.com)

Liburan akhir tahun agaknya sesuatu yang sangat dinanti orang-orang di samping libur Lebaran. Banyak yang bisa dilakukan pada liburan akhir tahun, mulai dari sekedar berkumpul dengan keluarga di rumah (terutama bagi yang merantau dan sudah lama tidak pulang), nostalgia dengan kawan lama, merayakan natal beramai-ramai dengan keluarga besar, dan tentunya waktu yang tepat untuk bepergian bagi mereka yang sudah kebelet ingin melancong. Saya sendiri memilih yang terakhir, maklum semasa kuliah sibuk dengan urusan kampus dan keuangan juga minta orangtua segan kempis tak mau. Pilihan saya bepergian? Menengok promosi di Wonderful Indonesia destinasi paling menggoda saya adalah Komodo dan Raja Ampat. Namun sayang, buat saya sekarang Komodo terlalu jauh dan mahal, Raja Ampat apalagi, jadi dua paling favorit itu perlu disimpan dulu di kantong. Pilihan paling realistis tapi kualitasnya tak kalah bagi saya ada di Pantai Timang. [caption id="" align="alignleft" width="600" caption="The Beach und The Rock (poto : travel.detik.com)"][/caption] Kalau belum pernah mendengar nama pantai tersebut, wajarlah. Pantai Timang memang belum menjadi daerah tujuan wisata yang ramai seperti Komodo, Raja Ampat, ataupun saudara dekatnya Gua Pindul. Ya, Pantai Timang memang bertetangga dengan Gua Pindul karena berlokasi di Gunung Kidul. Hanya saja lokasinya memang masih tersembunyi. Beberapa orang yang pernah ke sana bilang bahwa jalan menuju ke sana hanya bisa dilalui oleh sepeda moto, mobil offroad, dan tentu saja jalan kaki. Bahkan Pantai Timang bagi saya belum bisa dibilang daerah tujuan wisata karena infrastrukturnya belum dibangun, singkatnya masih alami seperti nyaris tak terjamah peradaban wisatawan. Lalu apa yang menarik di sana? Di Pantai Timang ada satu lokasi berkarang yang di seberangnya terdapat pulau kecil bernama Pulau Panjang. Di pulau tersebut berkumpul banyak lobster yang nilai jualnya tinggi. Jadilah banyak penduduk yang tertarik untuk pergi ke seberang untuk memancin lobster. Hanya saja untuk mencapai pulau tersebut sangatlah susah dan menantang nyawa karena ombak laut selatan sangat ganas dan pula banyak gugusan karang yang diam tapi hawanya siap menerkam benda apapun yang menabraknya. Konon, dulu ada seorang nelayan yang teramat pemberani pergi ke Pulau Panjang dengan kapalnya, menantang ombak dan karang yang ganasnya bukan bohongan. Sesampai di sana nelayan pemberani tersebut memasang pasak dan tiang lalu memberinya tali tambang dan menghubungkannya ke Pantai Timang.. Dia juga kemudian memberi sebuah yang kursi yang digantungkan di tali tersebut, sehingga orang yang ingin memancing lobster di Pulau Panjang bisa menyeberang menggunakan kursi gantung tersebut. No pain no gain, resiko yang ditanggung untuk bisa sampai ke Pulau Panjang pun bukan main-main. Salah sedikit atau sedang sial, bisa-bisa terjatuh ke laut dan diterkam ombak dan batu karang yang ganas. [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Lihat ombaknya, menggoda si penyuka tantangan... (poto : trackpacking.com)"]

Lihat ombaknya, menggoda penyuka tantangan... (poto : trackpacking.com)
Lihat ombaknya, menggoda penyuka tantangan... (poto : trackpacking.com)
[/caption] Buat orang lain mungkin terkesan bodoh dan kelewat nekat untuk mencoba duduk di kursi 'panas' tersebut, berusaha menyeberang ke Pulau Panjang dengan ombak di bawah yang menjilat-jilat jahat. Tapi itulah yang menjadi daya tarik untuk saya. Sensasi begitu dekat dengan kematian, keharusan untuk waspada dan menghindari kesalahan sekecil apapun, dan jantungnya yang dipacu kencang. Tanpa life vest, tanpa asuransi dan jaminan keamanan, entah bagaimana rasanya jika nanti saya berhasil menyeberang ke Pulau Panjang lalu kembali ke Pantai Timang dengan utuh. Membayangkannya saja susah, baiknya nanti memang harus diwujudkan. Berani bertaruh nyawa di Pantai Timang ujung tahun ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun