Mohon tunggu...
Shesar
Shesar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemuja Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Vitri Darlene, Anak-anak yang Sakitpun Bisa Tetap Gembira

20 Februari 2012   06:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:26 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermain adalah dunia alami anak-anak. Sebuah kegiatan yang sepatutnya dilakukan anak-anak dalam kesehariannya. Sebuah kegiatan yang akan membuat mereka tumbuh sesuai dengan masanya. Namun terkadang anak-anak terpaksa libur dari kegiatan itu karena beberapa hal, sakit misalnya. Saat sakit umumnya anak-anak akan lebih sering ada di dalam rumah, sehingga tak bisa bermain dengan teman-temannya. Terkadang mereka harus sering bolak-balik ke klinik atau rumah sakit untuk sekedar cek kesehatan. Saat-saat menunggu antrian di klinik adalah hal yang menjemukan, begitulah yang saya rasakan saat masih kanak-kanak dulu.

Menyadari hal itu, Vitri Darlene, seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (FKG Unpad) menginisiasi sebuah program bernama Happy Play. Program yang sudah berjalan sejak Juli 2011 ini mengajak anak-anak yang ada di Poliklinik Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung untuk bermain bersama. Tujuannya adalah mengajak anak-anak bergembira di sela-sela waktu menunggu diperiksa oleh dokter, dengan begitu Vitri berharap mereka bisa lupa sejenak bahwa mereka sedang sakit. Vitri yang saat ini menjadi Community Manager di Kummara (perusahaan developer dan publisher board game pertama dan satu-satunya di Indonesia), menginisiasi Happy Play atas dasar kepeduliannya pada dunia kesehatan dan kecintaannya bermain bersama anak-anak. Berbekal koleksi ratusan board game milik Kummara, Vitri rutin mengajak anak-anak untuk bermain di Poli Anak RSHS setiap hari Kamis, mulai pukul 9 pagi sampai pukul 1 siang, dua minggu sekali.

Vitri, Community Manager Kummara (poto : Kummara.com)

Program Happy Play sendiri mendapat respon yang bagus dari orang tua dan anak-anak sendiri. “Kak, kapan ke sini lagi?” begitu tanya salah seorang anak kecil saat hendak bubaran. Selain mendapat respon yang baik dari orang tua dan anak, Happy PlayHappy Play juga menarik minat beberapa anak muda untuk ikut serta dalam program tersebut dengan cara menjadi volunteer yang mengajak anak-anak bermain dan bergembira. Selain bermain board game, para volunteer juga mengajak anak-anak untuk membuat paper toy, menggambar dan mewarnai, serta diberikan pertunjukan boneka tangan. Vitri berharap agar Happy Play semakin meluas, dalam maksud juga bisa mengajak bermain anak-anak yang dirawat inap. Namun rencana tersebut belum bisa terlaksana karena banyak pertimbangan, salah satunya jika anak yang akan diajak bermain mempunyai penyakit yang menular. Vitri juga menginginkan agar Happy Play juga bisa diadakan di rumah sakit lainnya di Bandung, tidak hanya RSHS, bahkan tak menutup kemungkinan untuk bisa mengadakan Happy Play di kota lain semisal Jakarta.

Vitri dan tim Happy Play (poto : happyplay.org)

Bermain bersama anak-anak (poto : happyplay.org)

Tim Happy Play dan Volunteer (poto : happyplay.org)

Lebih jauh tentang Vitri, ia juga seorang mahasiswi yang aktif di kampusnya. Bersama teman-temannya, ia juga sering membeikan penyuluhan kesehatan, utamanya masalah kesehatan gigi, di sekolah-sekolah dari tingkat SD sampai SMA. Vitri dan teman-temannya juga sering mengadakan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, salah satu tujuannya adalah agar mereka tahu berhadapan dengan (masalah kesehatan) apa Berbicara mengenai kesehatan, Vitri merasa dunia kesehatan di Indonesia kurang dikelola dengan baik, semisal masih banyaknya klinik dan rumah sakit yang standarnya masih kurang. Untuk itu ia bercita-cita suatu hari ingin memiliki klinik sendiri yang sesuai dengan standar, agar masyarakat Indonesia bisa lebih sehat. Vitri dan Kummara percaya bahwa kegembiraan adalah obat yang paling manjur, dan berlaku pada semua orang. Jadi mari bermain agar tetap gembira, mari gembira agar tetap sehat. Mens sana in corpore sano, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat (pula) jiwa yang sehat, bukan begitu? ^^

©Shesar_Andri, 20 Februari 2012,

Perpustakaan Kampus, selepas bimbingan skripsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun