Sheru Scrub, Body Scrub Alami Berbahan Cangkang Kerang Darah dengan Ekstrak Rumput Laut (Eucheuma cottoni) yang Kaya Kalsium dan Antioksidan

Produk Sheru Scrub

Inovasi Kecantikan: Tim Sheru Scrub Raih Pendanaan PKM-K 2024 dengan Body Scrub Alami dari Cangkang Kerang Darah dan Rumput Laut Merah

*Surabaya* - Program Kreativitas Mahasiswa - Kewirausahaan (PKM-K) menjadi sarana bagi mahasiswa Universitas Airlangga untuk berinovasi dalam menjawab berbagai masalah. Tim Sheru Scrub, yang terdiri dari Berliana Putri, Eka Martha, Zulfa Fatimatuz, dan Kafa Rizkia, menciptakan produk berbasis zero waste dengan mengolah cangkang kerang darah dan rumput laut merah menjadi body scrub alami bernama Sheru Scrub.

Berliana, mewakili tim, menjelaskan bahwa cangkang kerang darah memiliki kandungan kalsium dan kolagen yang tinggi, namun jarang dimanfaatkan dalam produk kecantikan. Mereka ingin memaksimalkan potensi ini menjadi produk inovatif.

Sheru Scrub adalah body scrub alami yang memanfaatkan cangkang kerang darah (Anadara granosa) dan ekstrak rumput laut merah (Eucheuma cottonii). Produk ini bertujuan untuk menjaga kesehatan kulit, meregenerasi, dan mencerahkan kulit dalam waktu sekitar dua minggu serta mencegah pembentukan sel kulit mati. Tambahan ekstrak rumput laut merah yang mengandung antioksidan juga membantu melembabkan dan mendetoksifikasi kulit.

Pembuatan body scrub ini mendukung tiga indikator Sustainable Development Goals (SDG), yaitu tujuan 3 (kehidupan sehat dan sejahtera), tujuan 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur), dan tujuan 14 (ekosistem laut). Pemanfaatan cangkang kerang darah membantu mengurangi limbah dan mendukung kegiatan zero waste pemerintah. Selain itu, keberlimpahan produksi rumput laut merah memudahkan pencarian bahan baku.

Sheru Scrub dapat digunakan oleh semua gender mulai usia 13 tahun ke atas. Produk ini aman untuk penggunaan jangka panjang dan ramah lingkungan karena terbuat dari bahan alami.

Berliana berharap inovasi mereka dalam PKM-K 2024 tidak hanya menjawab kebutuhan produk kecantikan, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan. "Kami yakin cangkang kerang yang dianggap limbah bisa diubah menjadi produk bernilai tinggi," ujarnya.