Mohon tunggu...
Sherrin Salim
Sherrin Salim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Life's about experiments, the more the better.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Zina? Akhir Zaman? Pengaruh Budaya dalam Persepsi

30 September 2020   13:35 Diperbarui: 12 Oktober 2020   08:53 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Indozone.id, Kiri: Instagram/@gigihadid, Kanan: Twitter/@zaynmalik 

Pada tanggal 24 September kemarin, dunia dihebohkan dengan kelahiran bayi perempuan dari pasangan selebriti terkenal yaitu Zayn Malik yang merupakan mantan personil One-Direction dan Gigi Hadid, supermodel asal Amerika. Kabar ini disampaikan secara langsung melalui akun pribadi media sosial Zayn dan Gigi yang sangat bersyukur dan gembira menyambut kelahiran bayi mereka yang juga disambut oleh banyak rekan artis, keluarga, dan fans mereka dengan memberikan banyak selamat maupun doa di kolom komentar.

Sudah menjadi rahasia publik bahwa Zayn dan Gigi merupakan salah satu pasangan selebriti yang hubungan asramanya sering putus-nyambung sejak mereka saling mengenal 5 tahun yang lalu. Sehingga tidak asing lagi apabila kita melihat berita bahwa Zayn dan Gigi kembali berpacaran lalu putus. Pada bulan April 2020 kemarin, datang berita mengejutkan dari pasangan ini, Gigi Hadid dikabarkan sedang hamil anak dari Zayn Malik dengan usia kandungan yang memasuki 20 minggu.

Berita ini pun menjadi trending topics di media sosial, baik Twitter, Instagram, Facebook, dan lainnya dimana banyak fans yang mengucapkan selamat, banyak yang menjadikan candaan, namun juga banyak yang nyinyir, karena Zayn dan Gigi masih berstatus pacaran dan belum memasuki jenjang pernikahan yang membuat bayi mereka merupakan anak di luar nikah. Salah satunya adalah seperti komentar netizen Indonesia di bawah ini yang sempat viral di twitter tanggal 24 kemarin.

Source: Twitter/@areajulid
Source: Twitter/@areajulid

Akhir zaman. Belum nikah tapi udah punya anak.", "Disebut zina ga sih? Beneran mereka belum nikah?

Dua pernyataan ini dilayangkan oleh netizen Indonesia di postingan Zayn yang menyambut kelahiran bayi mereka. Bukannya memberikan selamat namun malah menyinyir seolah-olah hubungan mereka merupakan zina dan tanda akhir zaman.

Banyak netizen Indonesia lainnya yang menyayangkan sikap dari keduanya karena menyangkut-pautkan sesuatu yang tidak berdasar dan tidak respect terhadap budaya luar. Padahal di budaya barat sendiri, pasangan yang tinggal bersama sebelum nikah ataupun pasangan yang memiliki anak sebelum nikah sudah bukan lagi hal yang tabu atau memalukan.

Negara di Amerika dan Eropa menganut budaya Barat yang cenderung bebas, dimana hidup bersama tanpa ikatan pernikahan merupakan sesuatu yang legal. Remaja yang telah berusia 18 tahun keatas akan diberikan kebebasan dari orang tua untuk menjalani hidupnya. Kebanyakan orang Barat menganggap bahwa masa tua tidak bergantung pada anak, anak dilahirkan untuk dicintai bukan sebagai aset ataupun investasi agar dapat dibanggakan di hari tua.

Hal inilah yang cenderung menyebabkan anak diluar nikah bukanlah hal yang memalukan di budaya Barat karena bagaimanapun anak tersebut merupakan darah daging sendiri yang harus dipertanggungjawabkan. Tidak seperti budaya Timur yang menganggap bahwa anak adalah segalanya dalam hubungan pernikahan, dan anak diluar nikah adalah aib yang menimbulkan banyak praktik aborsi di negeri tercinta ini.

Komentar dari netizen diatas merupakan perilaku yang dibentuk atas persepsi mereka. Persepsi dibangun berdasarkan budaya dimana anggotanya tumbuh dan berkembang, digunakan sebagai cara yang membuat dunia fisik dan sosial menjadi masuk akal serta memungkinkan manusia untuk mengerti dunianya (Samovar, 2014, h. 221). Persepsi bersifat selektif dan pola persepsi dipelajari sehingga setiap individu tentu akan mempersepsi suatu objek yang sama dengan cara yang berbeda. Persepsi dan budaya memiliki hubungan yang erat karena budaya akan mempengaruhi individu dalam mempersepsi suatu objek atau peristiwa.

Dalam kasus ini, netizen telah mempersepsi hubungan Zayn dan Gigi berdasarkan budaya Timur dan budaya agama Islam, dimana budaya Timur menganggap bahwa anak yang dilahirkan di luar status pernikahan yang sah merupakan aib bagi orangtua maupun keluarga dan akan merusak nama baik dari yang bersangkutan.

Budaya agama Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan hubungan intim ketika telah sah menjadi suami istri, mengingat latar belakang keluarga Zayn dan Gigi merupakan keturunan Islam. Hal inilah yang mungkin menjadi dasar dari kedua netizen diatas untuk berkomentar seperti itu. Sayangnya kedua netizen ini salah lapak karena mempersalahkan gaya hidup di budaya Barat yang jauh berbeda dengan budaya di Indonesia, di mana mereka melakukan praktik etnosentrisme yang menilai dan membandingkan budaya lain dengan budayanya sendiri serta menganggap bahwa budaya lain itu salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun