Hidup dikota orang selain membutuhkan penyesuaian dengan lingkungan dan kebiasaan, kita juga harus menyesuaikan budget dan kebutuhan pokok. Hal ini sudah pasti menjadi momok bagi para muda-mudi yang baru pertama kali merantau dikota orang. Apalagi untuk beberapa mahasiswa baru, beban tersebut diperberat dengan tuntutan penyesuaian mental atau psikis dari masa remaja ke dewasa, dari siswa ke mahasiswa.
Namun, majunya teknologi dan pesatnya perkembangan zaman membuat hal semacam itu dapat teratasi dengan baik, apalagi kini #AplikasiUntukSemua kebutuhan sangat mudah diakses oleh setiap orang tanpa terkecuali.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Grab merupakan aplikasi yang sangat membantu dalam setiap kebutuhan. Layanan Grab memberikan alternatif berkendara bagi pengemudi dan penumpang yang menekankan pada kecepatan, keselamatan dan kepastian. Hal itu membuat aplikasi ini #SelaluBisa diandalkan dalam setiap situasi diberbagai kalangan.
Selain sebagai transportasi online praktis anti "ngetem" (GrabBike/GrabCar), Super App yang satu ini juga memberikan beragam pilihan layanan kepada masyarakat seperti pemesanan makanan (GrabFood), belanja bulanan (GrabFresh), tiket film (BookMyShow di Grab), nangis nonton drama (Hooq di Grab), layanan pemesanan kurir (GrabExpress), hingga uang elektronik (OVO).
Aplikasi Grab sangat membantu menjalani berbagai macam aktivitas ditempat baru. Dengan banyaknya fitur menarik dan praktis didalamnya, grab benar-benar dapat diandalkan karena tarif yang berlaku cukup terjangkau, hemat dan sesuai dengan kantong perantau khususnya mahasiswa.
Selain sebagai konsumen, masyarakat juga bisa menjadi penyedia jasa layanan grab jika sudah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Dengan berbagai fitur layanan yang mempermudah segala aktvitas sehari-hari, membuat kejadian unik dan berkesan dapat terjadi secara kebetulan, seperti yang saya alami beberapa bulan lalu.
Ketika saya melakukan tes masuk Perguruan Tinggi Islam Negeri / UMPTKIN di IAIN Cirebon, saya menginap di kosan salah satu teman yang berlokasi tak jauh dari kampus IAIN Cirebon. Kosan tersebut terletak di belakang gedung perguruan tinggi tersebut, sehingga untuk menuju pintu gerbang depan kampus, saya harus melewati jalan memutar. Tentunya memerlukan waktu yang tidak sedikit. Agar tidak terlambat, saya berinisiatif memesan grab bike.
Saya sedikit kaget, karena driver yang menjemput mengendarai motor merk ninja. Hal tersebut bagi saya cukup aneh, karena sebelumnya saya belum pernah mendapati driver grab dengan motor gede sebagai kendaraannya.
Karena menggunakan setelan muslim, bergamis panjang dan longgar, saya sedikit kesulitan menaiki kendaraan yang dibawa driver tersebut. Untungnya hal tersebut dapat teratasi dengan baik.
Seperti driver Grab pada umumnya yang selalu ramah, driver yang satu ini tidak sungkan memulai percakapan dengan saya. Diperjalanan yang singkat tersebut, saya banyak bertukar cerita. Driver Grab bike bernama Angga tersebut ternyata seorang mahasiswa tingkat akhir di IAIN Cirebon.
Ia dan teman-temannya sering mengisi waktu luang dengan menjadi ojeg online. Menurutnya selain dapat mengobati rasa jenuh, menjadi driver Grab juga dapat menambah banyak wawasan, ilmu dan pengalaman baru.
