Mohon tunggu...
Sherly Sumaiyah
Sherly Sumaiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswi Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Jumlah Penduduk, Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Barat

12 Desember 2023   12:36 Diperbarui: 12 Desember 2023   12:37 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pratikum Pengembangan Kompetensi Ekonomi dengan dosen pengampun Dr. Anggi Putri Kurniadi, ME. Kemiskinan masih menjadi permasalahan yang sulit diatasi dalam perekonomian negara berkembang, salah satunya negara Indonesia. Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan terjadi karena rendahnya pendapatan yang diterima seseorang sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan sandang dan pangan (Halim et al., 2022). Kemiskinan terjadi karena beberapa faktor, yaitu jumlah penduduk yang semakin bertambah, pendapatan yang berbeda dari setiap orang, tingkat pendidikan yang rendah, pengangguran yang terus meningkat serta pertumbuhan ekonomi yang melambat. Tidak meratanya distribusi menyebabkan peningkatan kemiskinan sehingga semakin nilai PDB per kapita dan pertumbuhan yang dicapai semakin tinggi. Dalam mengatasi kemiskinan telah banyak upaya dan program pemerintah yang dilakukan seperti memberikan bantuan sosial kepada masyarakat miskin. Namun bantuan yang diberikan tidak tepat sasaran sehingga tidak bisa sepenuhnya mengurangi kemiskinan (Ritonga & Wulantika, 2020).

Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Kemiskinan Pada 10 Kabupaten Di Provinsi Jawa Barat

Jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan pada 10  Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Dengan nilai koefisien pada variabel jumlah penduduk sebesar 0.11 menunjukkan bahwa apabila jumlah penduduk meningkat sebesar 1 persen maka kemiskinan akan meningkat sebesar 0.11 persen dengan nilai signifikansi 0.0010 < 0.05 artinya bahwa jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di 10 Kabupaten di jawa barat. Hal ini berarti apabila pertumbuhan penduduk bertambah maka kemiskinan juga akan bertambah. Jumlah penduduk pada 10  Kabupaten di Provinsi Jawa Barat berpengaruh terhadap kemiskinan karena masih belum dapat terkendali dengan baik. Tingginya jumlah penduduk mengakibatkan tidak seimbangnya ketersediaan sumber daya alam sebagai bahan pangan dengan bertambahnya jumlah manusia.

Pengaruh Pengangguran Terhadap Kemiskinan Pada 10 Kabupaten Di Provinsi Jawa Barat.

Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan pada 10  Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Dengan nilai koefisien pada variabel pengangguran sebesar 0.032 persen dengan nilai signifikansi 0.0010 < 0.05 artinya bahwa pengangguran berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan pada 10 Kabupaten di jawa barat. Meningkatnya jumlah pengangguran, maka jumlah penduduk miskin di Jawa Barat juga akan meningkat. Pengangguran merupakan masalah makroekonomi yang secara langsung mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Dengan adanya pengangguran, produktivitas serta pendapatan masyarakat dapat menurun yang menyebabkan kemiskinan dan masalah sosial lainnya. 

Pengangguran yang terjadi juga disebabkan karena Provinsi Jawa Barat belum mampu memulihkan kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat seperti sebelum pandemi Covid-19. Akibat dari pandemi ini banyaknya tempat kerja yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Oleh karena itu diperlukan upaya dan program dari pemerintah, sektor swasta dan masyarakat untuk mengurangi pengangguran seperti mengembangkan kesempatan kerja dan memperluas lapangan kerja, dengan ini diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran dan mengurangi jumlah penduduk miskin pada 10 Kabupaten di Jawa Barat.

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Pada 10 Kabupaten Di Provinsi Jawa Barat.

Dalam menunjukkan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dalam jangka panjang, salah satu indikatornya yaitu di lihat dari Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) per kapita dari masing-masing daerah. PDRB per kapita adalah setiap masyarakat dapat menciptakan nilai tambah sebagai hasil dari kegiatan yang produktif. Berdasarkan hasil estimasi didapatkan nilai prob. 0.0001 < 0.05 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan. Dengan nilai koefesien regres sebesar 1.47 menunjukkan bahwa setiap PDRB naik 1 persen, maka kemiskinan akan meningkat sebesar 1.47 persen. Hal ini berarti  bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di 10 Kabupaten/Kota di jawa barat.

Peningkatan seluruh pendapatan daerah berkontribusi agar dapat mengurangi kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi dapat menunjukkan sebuah potensi suatu wilayah dalam menata sumberdaya alam yang dimilikinya. Sehingga pada kemampuan sebuah faktor produksi suatu wilayah sangat terikat pada PDRB yang dihasilkan disetiap wilayah. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tetapi ketimpangan distribusi pendapatan masih terjadi maka kemiskinan akan terus meningkat. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang meningkat tidak dirasakan oleh seluruh penduduk miskin pada 10 Kabupaten di Jawa Barat, hal ini terjadi karena kurangnya pemerataan pembangunan dalam bidang sarana prasarana untuk mengentaskan kemiskinan.

Pengaruh Jumlah Penduduk, Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Pada 10 Kabupaten Di Provinsi Jawa Barat.

Secara silmultan jumlah penduduk, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan pada 10 kabupaten di jawa barat. Hal tersebut menjelaskan bahwa kemiskinan bisa dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kemiskinan di Jawa Barat karena jumlah penduduk yang besar dapat menimbulkan tekanan pada sumberdaya ekonomi dan sosial sehingga mempengaruhi Tingkat kemiskinan. Tingkat pengangguran yang tinggi menunjukkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja yang dapat memperburuk kondisi ekonomi masyarakat. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang lambat atau tidak merata dapat mengahambat terbukanya lapangan kerja sehingga berpotensi meningkatkan kemiskinan pada 10 Kabupaten di Jawa Barat. Oleh karena itu diperlukan upaya -- upaya dalam mengentaskan kemikinan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun