Mohon tunggu...
Sherly Setyawati
Sherly Setyawati Mohon Tunggu... Masinis - Mahasiswa Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah

haii semua, saya adalah seorang remaja yang sedang belajar menulis, bagi saya menulis adalah sebuah karya kecil yang bisa mengungkapkan perasaan maupun pemikiran. saya yakin bahwa setiap hari saya memiliki kesempatan untuk berkembang dan berproses menjadi pribadi yang lebih baik, maka dari itu saya ingin selalu berusaha melakukan hal-hal positif, baik dalam perbuatan maupun tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Baritan, Tradisi Tolak Bala di Bulan Suro

27 Maret 2024   12:38 Diperbarui: 27 Maret 2024   12:43 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizky Yuniarti - Baritan di Desa Durensari

Di desa kecil yang terletak di Jawa Tengah, masyarakatnya telah menjalani tradisi kuno yang disebut Baritan ( tradisi untuk menolak bala). Baritan dilakukan setiap setahun sekali pada bulan Suro. Bulan Suro adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa dan dianggap sebagai bulan yang penuh makna spiritual bagi penduduk desa tersebut.

Setiap bulan Suro, seluruh masyarakat desa berkumpul di perempatan yang terletak pada sudut desa, satu persatu masyarakat berdatangan, salah satu  warga bernama Sriyah sudah menyiapkan 7 piring bubur beserta ketupat lepet yang diyakini sebagai syarat berjalannya Baritan, warga yang lain juga datang ke tempat dengan membawa kerupuk, masing-masing warga duduk melingkar atau berhadap-hadapan dan ditengahnya terdapat makanan yang sudah mereka bawa. 


Selesai sholat Ashar, Baritan dimulai dengan doa-doa yang dipimpin oleh sesepuh desa membuat suasana damai di antara penduduk desa. Setelah upacara selesai, makanan yang tadi sudah dibawa dimakan bersama-sama sambil satu sama lain warga saling bercengkrama, apabila makanan tadi tidak habis biasanya anak-anak berebut untuk membungkusnya.

Tradisi baritan  memberikan pesan agar warga masyarakat selalu menjaga kerukunan serta kekompakan sekaligus meningkatkan rasa kepedulian terhadap tradisi dan budaya yang sudah diturunkan oleh nenek moyang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun