Mohon tunggu...
Sherly Rachmawati
Sherly Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

hobi saya mendengarkan musik, nonton film kepribadian saya memiliki karakter pelawak suka bercanda atau bisa di sebut ekstrovert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Agama dalam Membangun Kesadaran Anti Korupsi

11 Oktober 2024   08:38 Diperbarui: 11 Oktober 2024   09:53 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
peran agama dalam membangun kesadaran anti korupsi

pendahuluan 

Pentingnya peranan agama dalam membentuk moral dan etika yang kuat dalam kehidupan masyarakat untuk membangun kesadaran publik anti korupsi, melalui pendekatan pendidikan agama Islam. Salah satu agama mayoritas di Indonesia, memiliki nilai-nilai yang mencakup integritas, kejujuran, dan keadilan. Korupsi merupakan masalah serius yang merusak tatanan sosial dan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, upaya untuk memerangi korupsi harus dilakukan secara komprehensif totalitas dalam pendekatan yang bersentuhan dengan keyakinan dan prinsip kehidupan sosial masyarakat. Membangun keyakinan dan kesadaran publik bahwa korupsi adalah perbuatan zalim dan aniaya karena Korupsi dalam Islam digolongkan sebagai suatu perbuatan yang tercela dan sangat merugikan orang lain maupun bangsa Indonesia secara ekonomi, sosial, budaya dan kelangsungan hidup masyarakat pada umumnya, pelakunya korupsi termasuk sebagai orang-orang yang munafik, dzalim, kafir, dan merupakan dosa yang besar karena mereka telah memakan atau mengambil sesuatu yang bukan haknya atau bukan miliknya dan ancaman hukumannya adalah neraka jahanam .Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah melalui pendidikan agama Islam. 

Metode Penelitian 

Kegiatan gerakan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan untuk membangkitkan kesadaran pentingnya membangun integritas dan menjadi agen perubahan. Proses pelatihan ini menggunakan pendekatan yang berorientasi partisipan. Partisipan semuanya aktif terlibat dalam memberikan pendapat baik melalui chat, melalui aplikasi mentimeter, melalui whiteboard pada platform zoom. Partisipan diminta memberi langsung ide untuk mengembangkan sembilan konsep dasar integritas. Contoh-contoh kasus serta penjelasan langsung ditampilkan di kelas virtual melalui fasilitas white board pada zoom, dan mahasiswa diminta mempraktekkan kiat-kiat hasil diskusi kelompok untuk dikampanyekan melalui sosial media. Pelatihan virtual ini juga dilakukan dengan metoda Experiential Learning Discovery Journey, dimana semua peserta berperan aktif dan menemukan pembelajaran dari setiap proses serta proses pengajaran melalui contoh kasus dan permainan interaktif yang memotivasi. Dari program interaktif tersebut diperoleh wawasan yang berharga dan mendukung target yang ingin dicapai dalam pelatihan. Metoda yang digunakan untuk melatih para "Change Maker" remaja adalah dengan menjelaskan proses pengembangan diri menjadi change maker yang menginspirasi secara holistik. Metodologi ini sangat menyeluruh dimulai dari pengenalan potensi diri, sebagai change maker baik dengan melakukan perubahan yang di dalam kendali diri maupun melalui kampanye yang mempengaruhi orang lain.

Pembahasan

  1. Posisi Kesadaran Beragama untuk Pencegahan Korupsi 

Kesadaran beragama memiliki peran penting dalam pencegahan korupsi. Pendidikan anti korupsi sangat bisa diintegrasikan dengan pendidikan keagamaan Islam dengan caranya mengemas topik atau sub topik pembelajaran anti korupsi seperti sifat kenabian Muhammad SAW. Dari prinsip dasar yang dijadikan pijakan keteladanan dari nabi Muhammad SAW dapat dijadikan pijakan membangun kesadaran kolektif beragama yang dapat membantu mencegah praktik korupsi dengan pertimbangan nilai dan pemahaman sebagai berikut:

  1. Kesadaran Sosial. Agama mengajarkan bahwa umat harus peduli terhadap kepentingan bersama dan menjaga kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, individu yang memiliki kesadaran beragama akan cenderung memprioritaskan kepentingan publik daripada keuntungan pribadi dalam pengambilan keputusan atau posisi jabatan yang dapat memicu korupsi. 

  2. Kesadaran akan akhirat atau kehidupan setelah mati menjadi faktor motivasi penting dalam mencegah korupsi. Keyakinan pada adanya pembalasan di dunia akhirat bagi tindakan-tindakan buruk membuat individu lebih berpikir panjang sebelum melakukan tindakan curang atau melibatkan diri dalam praktik koruptif.

  3. Kesadaran beragama menjadi faktor penting dalam pencegahan korupsi karena ajaran ajaran agama membantu membentuk moralitas individu serta tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun