Mohon tunggu...
Sherly Olivier
Sherly Olivier Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupaka salah satu mahasiswa S2 Uima, saya menyukai banyak hal yang bersifat positif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini Publik Terhadap Isu Kesehatan: Analisis Konten Pada Twitter dan Portal Berita di Yogyakarta

31 Oktober 2024   14:57 Diperbarui: 31 Oktober 2024   15:07 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis opini publik mengenai isu kesehatan di Yogyakarta dengan memanfaatkan media sosial dan portal berita. Penelitian ini mengidentifikasi tren pemberitaan, sentimen publik, serta aktor utama dalam diskursus kesehatan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas bagi pemangku kebijakan dalam merumuskan kebijakan kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Kata Kunci
Opini publik, isu kesehatan, media sosial, portal berita, Yogyakarta

Pendahuluan

Latar belakang pentingnya isu kesehatan di Yogyakarta.
Tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab. Signifikansi penelitian dalam konteks kebijakan publik.

Tinjauan Pustaka
Konsep opini publik dan peran media dalam membentuk opini tersebut (Parsons, 1997; McGregor, 2019).Penjelasan tentang analisis konten sebagai metode penelitian (Neuendorf & Kumar, 2016; Bengtsson, 2016).

Metode Penelitian

Deskripsi metode analisis konten yang digunakan.
Proses pengumpulan data dari media sosial (Twitter) dan portal berita (Bernas Jogja, Radar Jogja, Tribun Jogja, dll). Rentang waktu pengumpulan data (Januari 2019 - September 2020).

Hasil dan Pembahasan

Pembahasan isu bidang kesehatan cukup menarik banyak perhatian bagi pengguna media sosial dan juga portal berita daring. Twitter adalah salah satu platform media sosial yang banyak digunakan untuk mengekspresikan, membicarakan dan berbagi info terkait isu kesehatan yang sedang berkembang saat ini. Dengan banyaknya pengguna Twitter, platform ini dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk meneliti opini publik. Berbicara mengenai opini publik, ortal berita juga memegang peranan penting untuk membawa informasi kepada masyarakat yang pada akhirnya akan dapat disebarkan melalui media sosial sebagai opini publik itu sendiri.
Dari data yang dikumpulkan sejak bulan Januari 2019 hingga bulan September 2020, terdapat total 3219 tweet dan 5538 berita yang ditemukan. Dimulai dari analisis Twitter, tweet mengenai isu kesehatan di Yogyakarta mencakup lima kategori konten Twitter dengan topik kesehatan menurut Lee (2014) yaitu Testable, News, Commercial, Wellness, dan Personal. Selanjutnya, apabila melihat tren pembahasan isu kesehatan di Yogyakarta baik itu di platform Twitter maupun portal berita cenderung memiliki kesamaan yaitu terjadinya peningkatan pembahasan isu kesehatan sejak awal bulan Maret 2020. Hal ini bertepatan dengan adanya informasi yang beredar tentang masuknya virus Covid-19 di Indonesia. Dari keseluruhan data tweet yang diperoleh, diketahui bahwa sentimen terhadap isu kesehatan di Yogyakarta masih didominasi oleh opini yang positif, tepatnya yaitu 1277 (40%) orang memiliki sentiment positif, sisanya adalah 785 (24%) orang dengan sentimen negatif, dan 1157 (36%) orang memiliki sentimen yang netral. Dari diskursus yang bergulir di platform Twitter, terdapat beberapa aktor utama sebagai pusat interaksi opini publik yang menjadi representasi dari berbagai golongan, yaitu; pemerintah, jurnalis, media informasi dan akun pribadi.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum tentang cara pandang, persepsi dan pendapat terhadap tema besar opini publik yang membahas mengenai isu kesehatan. Gambaran ini dapat digunakan oleh para pemangku kebijakan untuk dapat merumuskan kebijakan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat melalui opini yang disuarakan baik melalui platform media sosial maupun portal berita, sebagaimana dijelaskan sejak lama oleh Parsons (1997) bahwa secara konseptual, kebijakan publik harus mengikutsertakan dan mempertimbangkan opini publik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun