Jurnal ini membahas implementasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Baki Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem informasi manajemen yang ada dan mengidentifikasi kendala dalam pelaporan sistem informasi puskesmas (SIP).Â
Metode yang digunakan adalah penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan kualitatif, melibatkan wawancara mendalam dengan empat informan kunci, yaitu Kepala Rekam Medis, Petugas Surveilans, Koordinator SIMPUS, dan Petugas Operator SIMPUS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pelatihan SIMPUS telah dilakukan, pemahaman petugas tentang penggunaan sistem masih kurang. Selain itu, belum ada SOP yang spesifik di setiap poli untuk entri data, yang dapat menyebabkan ketidakakuratan dalam pengolahan data. Penelitian juga menemukan bahwa SDM di Puskesmas Baki belum memiliki kompetensi yang memadai dalam bidang IT, yang menghambat efektivitas sistem informasi.
Jurnal ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kualitas SIP, perlu ada pengembangan kapasitas SDM, penyusunan SOP yang lebih rinci, dan perbaikan dalam pengelolaan dokumen rekam medis. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Puskesmas Baki dapat lebih efektif dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
Keterbatasan dalam Pelatihan: Meskipun pelatihan SIMPUS telah dilaksanakan, hasilnya menunjukkan bahwa belum semua petugas memahami penggunaan sistem tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kekurangan dalam metode pelatihan yang mungkin perlu dievaluasi dan ditingkatkan untuk memastikan pemahaman yang lebih baik di antara pengguna.
Kekurangan SOP di Setiap Poli: Jurnal menyebutkan bahwa meskipun ada Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk SIMPUS, belum ada SOP yang spesifik di setiap poli untuk entri data. Ini dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakakuratan dalam pengolahan data, yang berpotensi merugikan organisasi .
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM): Penelitian menunjukkan bahwa belum ada SDM yang berkompeten dalam IT di Puskesmas Baki. Hal ini menunjukkan perlunya pengembangan kapasitas SDM agar dapat mendukung implementasi sistem informasi yang efektif.
Metodologi Penelitian: Meskipun menggunakan teknik purposive sampling, peneliti hanya melibatkan empat informan utama. Ini mungkin tidak cukup untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang tantangan dan kebutuhan di Puskesmas Baki. Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan beragam dapat memberikan hasil yang lebih representatif .
Kendala dalam Pengelolaan Dokumen: Jurnal mencatat adanya kendala dalam penataan urutan dokumen rekam medis karena formulir pemeriksaan tidak memiliki kode yang mengatur urutan. Ini menunjukkan perlunya sistem yang lebih baik dalam pengelolaan dokumen untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi.
Kesimpulan : Pelatihan SIMPUS sudah dilaksanakan dari Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas baki yaitu dengan in house training, pelatihan dilakukan kepada semua petugas yang menggunakan SIMPUS, namun belum semua petugas memahami penggunaan SIMPUS. Standar Operasinal Prosedur SIMPUS sudah ada namun belum ada SOP disetiap poli untuk entri data, sehingga langkah-langkah pengoperasian SIMPUS untuk entri data masih jadi satu dengan SOP SIMPUS.
Sistem pengelolahan dokumen rekam medis Proses assembling di Puskesmas Baki Kabupaten