Yohanes 14:6-7 (TB) Â Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."Â
Saya senang sekali membaca firman ini. Saya sedang sangat ingin tahu tentang keilahian Yesus.Â
Saya membaca terus:
Yohanes 14:8-11 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.Â
Sementara saya begitu senang membaca firman itu, tiba-tiba tangan saya kembali bergerak membuka halaman Alkitab. Dan mata saya tertuju kembali tepat pada Ulangan 4:15-16 tadi:Â
"Hati-hatilah sekali --- sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari YHWH berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api --- supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apa pun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan;Â
Kali ini, terbayang di mata saya lukisan besar yang mau mengumpamakan rupa Yesus di dinding GMAHK Agape, Balikpapan, dan lukisan kecil serupa di dinding ruang tamu kakak saya.Â
Saat itu pikiran dan hati saya dibuka  Tuhan untuk mengerti bahwa gambar atau patung yang mau mengumpamakan rupa Yesus, seperti yang ada di dinding Gereja dan rumah itu adalah berhala, seperti yang dimaksud dalam Ulangan 4:15-16.Â
Saat itu juga hati kecil saya menolak. Ada rasa takut. Saya merasa tidak sanggup menerima kebenaran ini. Saya seperti ingin lari dan tidak ingin tahu lebih banyak lagi.Â
Tapi saya merasakan tangan Tuhan yang kuat menahan punggung saya dan dalam pikiran saya saat itu juga, Ia berkata:Â
"mau kemana? bukankah ini adalah permintaanmu sendiri?"Â