Dalam tradisi Islam, terdapat sebuah ungkapan yang sangat mendalam dan penuh makna: “Adab lebih tinggi daripada ilmu” atau dalam bahasa Arab “الآداب فوق العلم” (al-adabu fauq al-’ilm). Ungkapan ini menekankan pentingnya etika dan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana keduanya saling berinteraksi dalam membentuk individu yang berkarakter. Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai pengertian adab dan ilmu, serta alasan mengapa adab dianggap lebih tinggi daripada ilmu.
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan adab dan ilmu:
Ilmu merujuk pada pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman, dan pengamatan. Dalam konteks Islam, ilmu mencakup berbagai bidang, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Ilmu dianggap sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup seseorang, memberikan pemahaman tentang dunia dan membantu individu dalam mengambil keputusan yang tepat dan adab merupakan perilaku, etika, dan tata krama yang mencerminkan nilai-nilai moral. Adab mencakup cara kita berinteraksi dengan orang lain, menghormati orang tua, serta menjalani kehidupan dengan penuh kesopanan dan integritas. Dalam banyak tradisi, termasuk Islam, adab dianggap sebagai cerminan dari kepribadian seseorang.
Seperti yang baru-baru ini terjadi seorang pemuka agama yang melakukan sebuah candaan di luar batas wajar kepada pedagang kaki lima yang membuat kontroversial di lingkungan masyarakat. Kasus ini berawal dari adanya pengajian akbar yang dihadiri pemuka agama terkenal di Jawa Timur, dalam pengajian tersebut beliau mengatakan kepada pedagang kaki lima agar tetap menjual es nya lalu diakhiri dengan melontarkan kata “goblok” dan tertawa terbahak-bahak setelahnya. Sangat disayangkan bagi seorang pemuka agama yang memiliki banyak pengikut bahkan sebagai utusan presiden tidak bisa menjadi contoh yang baik dan melakukan hal yang kurang terpuji. Akibatnya pemuka agama tersebut mendapat sanksi sosial berupa banyak kritikan, hujatan dari masyarakat dan teguran secara langsung dari Presiden Prabowo. Akhir dari kasus ini adalah pemuka agama tersebut yang mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Melihat dari kasus tersebut, dapat diambil Kesimpulan untuk selalu menjaga ucapan kepada oranglain. Pernyataan “Adab lebih tinggi daripada ilmu” mengingatkan kita bahwa pengetahuan tanpa etika hanya setengah dari perjalanan menuju kebaikan. Adab berfungsi sebagai landasan moral yang memastikan ilmu digunakan untuk tujuan yang positif. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk tidak hanya mengejar ilmu, tetapi juga mengembangkan adab dalam setiap aspek kehidupan. Dengan menggabungkan ilmu dan adab, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik dan seimbang, serta memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar kita.
Referensi:
Rudiansyah, R. (2021). Adab di atas ilmu: Sebuah tinjauan literatur. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Pendidikan, 3(2), 55-68.
Al-Muqaddimah, M. (2021). Beradab dahulu berilmu kemudian. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 4(1), 23-30.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H