Pernikahan menjadi topik sensitif di masa kini. Bagaimana tidak sensitif, membahas pernikahan bisa berarti membahas usia, hubungan, pasangan, ekonomi, anak, dsb.
Setiap orang tentu memiliki persepsi dan pendapat masing-masing mengenai pernikahan, sehingga pernikahan dapat menimbulkan pro dan kontra untuk diperbincangkan.
Saya sendiri masih belum menikah, namun jika melihat fenomena sekitar, saya rasa menikah bukanlah suatu hal yang mudah karena diperlukan persiapan diri yang matang, baik dari faktor usia, ekonomi, kondisi psikologi/mental, dll. Kurangnya persiapan diri yang matang dapat membawa pernikahan menjadi berujung perceraian.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Indonesia 2022, sebanyak 447.743 kasus perceraian terjadi pada tahun 2021, meningkat 53,50% dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 291.677 kasus. Menurut data dari Badan Peradilan Agama, penyebab dari perceraian yaitu faktor perselisihan, ekonomi, KDRT, kawin paksa, dll.
Baru-baru ini, beredar konten di media sosial yang mempertanyakan “Rumah dulu atau nikah dulu?”. Saya pun melihat kolom komentar dimana kebanyakan menjawab “Rumah dulu”.
Yah, semua orang pasti ingin rumah tangganya berkecukupan dan terjamin. Namun pada kolom komentar, beberapa di antaranya beralasan karena tidak ingin tinggal serumah dengan mertua, beberapa di antaranya juga berkata ingin fokus pada diri sendiri dahulu sehingga pernikahan menjadi opsi terakhir
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa memiliki rumah sebelum menikah juga sulit karena harga properti saat ini terbilang tinggi. Memang, kematangan finansial sangat dibutuhkan sebelum menikah mengingat kebutuhan dan pengeluaran di masa kini tidaklah sedikit.
Di sisi lain, seorang pengguna tiktok dengan username theoderic_ mengatakan “Tinggal dimananya bisa, yang gak bisa itu nikah sama siapa aja. Jangan sampai hal-hal material mengambat lu ketika lu sudah ketemu pasangan yang high quality”.
Saya jadi teringat video yang pernah saya tonton, dimana seseorang berkata “Nyetir berjam-jam kalau orang di sebelahnya gak enak diajak ngobrol pasti bakal bosan. Apalagi menikah yang seumur hidup”.
Hal tersebut berarti jika kita sudah menemukan seseorang yang cocok menjadi teman hidup, tempat tinggal pun tidak menjadi masalah.