Mohon tunggu...
SHERLY PERMATARINI
SHERLY PERMATARINI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Semoga bermanfaat 🤗

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penguatan Ideologi Pancasila sebagai Upaya Pencegahan Masuknya Ideologi Asing di Era Globalisasi

13 Juni 2024   22:11 Diperbarui: 13 Juni 2024   22:40 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi dapat dimaknai sebagai proses mendunia sehingga setiap orang dapat saling terhubung satu sama lain tanpa adanya batasan. Era globalisasi dimulai seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Dengan adanya kemajuan teknologi ini, ruang lingkup komunikasi dan hubungan antarmanusia menjadi semakin luas dan semakin mudah dan pertukaran informasi dapat terjadi di berbagai belahan dunia. Globalisasi dapat terjadi dalam berbagai ruang lingkup baik pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial budaya, politik, dan ekonomi. Globalisasi dalam bidang pendidikan dapat terjadi melalui adanya pertukaran pelajar antarnegara. Selain itu, globalisasi dalam dunia pendidikan juga terlihat dari penggunaan sistem pembelajaran secara online sehingga pelajar dapat mengakses berbagai informasi melalui internet.

Globalisasi dalam bidang ilmu pengetahuan ditandai dengan adanya berbagai penemuan baru dan pertukaran teknologi antarnegara. Dalam bidang sosial budaya, adanya globalisasi membuat orang-orang dapat mengetahui budaya dari negara-negara lain. Budaya ini meliputi budaya berpakaian, budaya lokal, sistem tatanan masyarakat, adat daerah, bahasa, dan lain-lain. Dalam bidang politik, globalisasi dapat menjadi sarana untuk menjalin kerja sama antarnegara di dunia melalui perjanjian-perjanjian diplomatik untuk mencapai tujuan bersama. Kemajuan teknologi membuat kerja sama ini dapat dilakukan secara virtual tanpa harus bertemu langsung dengan perwakilan-perwakilan dari negara lain. Dalam bidang ekonomi, globalisasi ditandai dengan adanya pasar bebas, peningkatan aktivitas ekspor dan impor, serta berkembangnya kerja sama ekonomi antarnegara.

Arus globalisasi yang semakin pesat dalam berbagai ruang lingkup akan membawa nilai-nilai yang bersifat global, diketahui, serta diikuti oleh semua orang di dunia. Globalisasi menjadi sarana paling cepat untuk menyebarkan prinsip-prinsip, pandangan, dan ideologi tertentu dari stau negara atau suatu kelompok ke berbagai orang di seluruh dunia. Padahal, pada dasarnya setiap negara di dunia ini telah memiliki ideologinya masing-masing yang telah disesuaikan dengan kepentingan negara, corak masyarakat, budaya, serta keadaan geografis dan demografis negara tersebut. Namun, fakta yang terjadi adalah penyebaran ideologi ini sering disertai dengan campaign yang menarik dan tawaran-tawaran yang menguntungkan. Orang-orang yang meraa tidak puas atau tidak cocok dengan ideologi negaranya akan mudah tergoda untuk menerima ideologi lain yang dianggap lebih sesuai dengan keinginannya.

Hal inilah yang dikhawatirkan terjadi pada generasi muda di Indonesia. Indonesia memiliki ideologi Pancasila yang kental dengan nilai-nilai luhur yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, gotong royong, dan keadilan. Nilai-nilai luhur diambil dari nilai asli bangsa Indonesia yang telah ada sejak jaman lampau. Ideologi Pancasila juga sangat menjunjung tinggi adat ketimuran yang kental dengan aturan kesopanan, moral, dan etika berperilaku. Ideologi Pancasila yang sangat luur ini sayangnya sering diabaikan oleh generasi muda karena terkesan kaku dan terlalu imajinatif. Nilai-nilai luhur dalam setiap sila Pancasila sering dipandang hanya sebagai "slogan" dengan impelementasi yang berbanding jauh dari ekspektasi yang ada. Sila-sila Pancasila hanya dipandang sebagai uraian kalimat puitis namun kenyataannya justru sebaliknya. Selain itu, kondisi masyarakat Indonesia yang masih jauh dari kemakmuran, kesejahteraan, dan pemerataan juga menjadi faktor semakin melemahnya kepercayaan generasi muda terhadap Pancasila. Pancasila dianggap tidak mampu menyelesaikan permasalahan riil yang dihadapi oleh rakyat. Selain itu, adanya berbagai kebijakan yang pada kenyataannya hanya berorientasi pada kepentingan kaum elit juga menjadi pemicu penting ketidakpercayaan terhadap ideologi Pancasila

Banyak generasi muda mulai skeptis dengan ideologi Pancasila dan lebih memilih percaya pada ideologi lain yang dipandang lebih realistis dan sesuai dengan perkembangan jaman antara lain ideologi materialisme, liberalisme, komunisme, dan radikalisme agama. Ideologi liberalisme yang berasal dari negara-negara barat menjadi salah satu ideologi asing yang paling disukai oleh sebagian besar generasi muda. Hal ini dikarenakan adanya prinsip kebebasan yaitu memandang manusia sebagai makhluk yang bebas dan bisa melakukan berbagai hal tanpa adanya intervensi dari pihak mana pun termasuk otoritas pemerintahan. Prinsip ini dipandang lebih mengeepankan Hak Asasi Manusia (HAM). Konsep HAM yang berasal dari ideologi Pancasila tentunya berbeda jauh dengan konsep liberalisme ini karena ideologi Pancasila menekankan adanya kebebasan yang bertanggung jawab bagi rakyat Indonesia.

Pengaruh ideologi asing yang sangat bertentangan dengan ideologi luhur Pancasila ini dapat menjadi ancaman sekaligus serangan yang bersifat "soft power" bagi jati diri bangsa Indonesia. Ideologi asing yang semakin marak diikuti oleh generasi muda ini menjadi senjata yang secara perlahan dapat menghancurkan kedaulatan nasional dan keutuhan bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk mempertahankan eksistensi dan menguatkan kepercayaan generasi muda terhadap ideologi Pancasila antara lain dengan penguatan penegakan hukum, pemerataan pembangunan, pengenalan budaya, peningkatan pemahaman terhadap Pancasila dalam dunia pendidikan, penyusunan kebijakan pemerintah yang tepat sasaran dan menjunjung tinggi ideologi Pancasila.

Penguatan penegakan hukum dilakukan dengan menyusun aturan hukum yang menindak tegas segala jenis pelanggaran terhadap Pancasila maupun mengimplementasikan aturan hukum yang sudah ada secara konsisten dan berkesinambungan. Penerapan aturan hukum ini juga harus adil dan tidak boleh memihak kepada kelompok tertentu. Selain itu, pemerataan pembangunan dan fasilitas sosial juga diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap ideologi Pancasila. Masalah yang sering menjadi pemicu ketidakpuasan rakyat adalah masalah kesejahteraan dan kemakmuran karena pembangunan fasilitas publik hanya terpusat di beberapa daerah strategis dan mengesampingkan daerah lain yang sulit dijangkau. Penguatan ideologi Pancasila juga dapat dilakukan dengan pengenalan budaya luhur Indonesia kepada generasi muda. Hal ini bertujuan agar generasi muda semakin sadar bahwa Pancasila memang  diambil dari budaya asli bangsa Indonesia dan  menunjukkan kepada generasi muda bahwa Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah negara yang kaya dan unik.

Penguatan ideologi Pancasila melalui sektor pendidikan dapat dilakukan dengan memasukkan pemahaman Pancasila sebagai mata pelajaran di sekolah mulai dari jenjang paling dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Pancasila dapat menjadi mata pelajaran tersendiri maupun disisipkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman Pancasila dan penguatan jiwa bangsa mulai dini. Upaya yang terakhir adalah dengan penyusunan kebijakan pemerintah yang tepat sasaran dan menjunjung tinggi ideologi Pancasila. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak boleh berorientasi pada kepentingan dan keuntungan suatu kelompok tertentu saja namun harus mengedepankan dampak dan tujuannya bagi masyarakat umum. Kebijakan yang diambil juga harus mengedepankan Pancasila sebagai landasan ideologi dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Apabila berbagai upaya tersebut diterapkan secara maksimal maka kepercayaan generasi muda dan masyarakat Indonesia seluruhnya terhadap ideologi Pancasila akan semakin meningkat. Dengan begitu, generasi muda akan dengan sendirinya menghalau adanya ideologi asing yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun