Mohon tunggu...
Sherly AudheaArdini
Sherly AudheaArdini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Malang

Saya mahasiswa psikologi semester 7 di Universitas Negeri Malang. Memiliki ketertarikan dalam psikologi perkembangan, psikologi klinis, dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pengabdian Masyarakat Melalui Sosialisasi "Mengenali dan Mengatasi Tantrum Pada Anak Berkebutuhan Khusus" Bersama Wali Murid SLB Bimantara Ngantang

10 Desember 2024   05:40 Diperbarui: 10 Desember 2024   05:40 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Wali Siswa SLB Bimantara Ngantang (Sumber: Koleksi Pribadi/Sherly Audhea)

Program pengabdian masyarakat dalam kegiatan Magang Mandiri MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dilakukan dengan mengadakan sosialisasi tentang "Mengenali dan Mengatasi Tantrum Anak Berkebutuhan Khusus" sukses digelar di SLB Bimantara Ngantang pada 30 November 2024 mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai. Sosialisasi ini diikuti oleh 13 wali murid SLB Bimantara Ngantang. Acara ini bertujuan membantu orang tua memahami cara menghadapi perilaku tantrum yang sering muncul pada Anak Berkebutuhan Khusus, serta memberikan strategi efektif untuk menanganinya.

Kegiatan sosialisasi ini dipaparkan oleh mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Malang dan ditutup dengan sharing session dari peserta mengenai pengalaman mereka dalam menghadapi tantrum pada anaknya. Dalam sosialisasi ini dipaparkan materi tentang pengenalan tantrum, penyebab tantrum, dan strategi efektif dalam mengatasi tantrum pada Anak Berkebutuhan Khusus kepada Wali Murid SLB Bimantara Ngantang.

Berdasarkan data terbaru, Indonesia memiliki Anak Berkebutuhan Khusus dengan jumlah total 1.544.184 anak, dan sebanyak 21,42% dari jumlah total yakni 330.764 anak merupakan usia 5-18 tahun. Umumnya, tantrum pada Anak Berkebutuhan Khusus disebabkan karena Anak menginginkan sesuatu atau Anak merasa tidak nyaman. Berdasarkan penelitian bahwa orang tua yang memiliki anak dengan gangguan perkembangan mengalami tingkat stres dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan orang tua lainnya.

Dengan demikian, diperlukannya adanya edukasi mengenai pentingnya memahami temper tantrum yang dialami oleh anak, khususnya Anak Berkebutuhan Khusus. Tujuan dilaksanakan sosialisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada orang tua pentingnya memahami temper tantrum pada Anak Berkebutuhan Khusus. Dengan pemahaman yang baik tentang temper tantrum, orang tua dapat lebih efektif dalam merespon dan menghindari dari stress.

Dengan adanya sosialisasi ini, para peserta diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk menciptakan lingkungan yang lebih suportif dan penuh pemahaman bagi anak mereka. Anak-anak berkebutuhan khusus yang mendapatkan pendekatan yang tepat dalam menangani tantrum akan lebih mampu mengelola emosi mereka di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun